KSAU Dukung PT DI Kembangkan Drone Elang Hitam

PT DI kembangkan drone bersamaan TNI AU membeli Bayraktar TB-3 dan Akinci dari Turki.

PT DI
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono meninjau perkembangan drone Elang Hitam di hangar PT DI, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/3/2025).
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) sekaligus Komisaris Utama (Komut) PT Dirgantara Indonesia (DI), Marsekal Mohamad Tonny Harjono meninjau demonstrasi dan pengembangan UAV Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam di hangar PT DI, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/3/2025). Peninjauan itu dilakukan untuk melihat langsung kualitas drone dalam negeri itu.

Baca Juga


"Saya di sini bicara sebagai Komut PT DI, juga sebagai KSAU, saya akan support dan komitmen untuk mensukseskan program Elang Hitam ini," kata Tonny dalam siaran pers resmi PT DI di Kota Bandung, Selasa.

Tonny menjelaskan, manajemen PT DI berencana melakukan uji coba di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dalam waktu dekat. Tidak hanya elang hitam, drone UAV Wulung yang juga buatan anak bangsa akan melakukan uji coba terbang di Batujajar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Tonny berharap, kehadiran dua drone buatan anak bangsa itu dapat memperkuat TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Hal itu juga sekaligus menambah kekuatan TNI AU yang sudah membeli drone dari Baykar, Turki.

Sebelumnya, Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan mengataka,  pihaknya akan menguji kemampuan drone Elang Hitam selama sebulan ke depan. "Mungkin dalam satu bulan ke depan kami akan demo flight MALE itu untuk bisa terbang 24 jam, kemudian payload-nya sekitar 300 kilogram," kata Gita saat ditemui di Kantor PT DI, Kota Bandung, Rabu (26/2/2025).

Gita mengatakan, drone tersebut merupakan hasil rancangan PT DI bekerja sama dengan Badan Riset Informasi Nasional (BRIN). Setelah pengujian drone selesai, pihaknya bakal mengembangkan drone MALE Elang Hitam agar bisa berfungsi lebih maksimal.

Pengembangan drone MALE oleh PT DI, kata Gita, bersamaan dengan rencana TNI AU membeli drone Bayraktar TB-3 dan Akinci dari Baykar, Turki. Gita berharap, ke depan akan tercipta transfer teknologi antara Turki dan PT DI untuk pengembangan drone MALE Elang Hitam.

Dengan demikian, drone MALE akan makin canggih dan mampu memenuhi kebutuhan pertahanan TNI. Pengembangan PTTA MALE buatan dalam negeri Elang Hitam dirintis sejak 2015 dan konsorsium untuk itu dibentuk pada 2017 yang terdiri atas Kementerian Pertahanan RI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI AU, Institut Teknologi Bandung (ITB), PT DI, dan PT Len Industri.

Kemudian, pada 2019 bertambah satu anggota ikut produksi, yaitu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). PT DI dan BPPT (sekarang melebur menjadi bagian dari BRIN) pada 2019 berhasil membuat rangka (airframe) PTTA MALE Elang Hitam dan meluncurkan itu ke hadapan publik di hanggar PT DI.

 

Namun, pada 2020, BRIN mengumumkan program pengembangan Elang Hitam dialihkan dari versi militer menjadi drone sipil. Kepala BRIN (saat itu) Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa pengalihan itu karena ada kendala penguasaan sejumlah teknologi kunci. Keputusan itu juga karena hasil uji terbang yang gagal pada tahun 2021.

Berlanjut ke hasil Rapat Pleno KKIP pada Oktober 2024, pengembangan PTTA MALE untuk kebutuhan militer kembali berlanjut, dan dipimpin oleh PT DI sebagai lead integrator.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler