REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian belum lama ini dilakukan King's College London terkait corona yang menginfeksi perempuan dan anak-anak. Penelitian ini menemukan bahwa wanita dan anak-anak lebih kecil kemungkinannya meninggal akibat coronavirus (Covid-19) dibandingkan pria.
Saat ini lebih dari 114 ribu kasus Covid-19 telah didiagnosis secara global dan ada 4.091 kematian. Meski virus ini tergolong jenis baru, King's College London mencoba melakukan penelitian terbatas tentang siapa yang paling terpengaruh oleh virus dan bagaimana virus itu berkembang.
Studi ini mengamati 55.924 pasien yang dikonfirmasi dengan virus corona pada 20 Februari 2020. Studi ini menemukan bahwa 4,7 persen pria yang terinfeksi meninggal dibandingkan dengan 2,8 persen wanita. Adapun kelompok usia dengan tingkat kematian tertinggi adalah orang di atas usia 80 tahun dengan 21,9 persen meninggal.
"Salah satu alasan kami belum melihat begitu banyak kasus pada anak-anak adalah mereka dilindungi dari wabah. Orang tua menjauhkan anak-anak dari sakit," kata Dr Nathalie MacDermott dari King's College London dilansir melalui Tyla, Rabu (11/3).
MacDermott mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan wanita dan anak-anak lebih kecil kemungkinannya meninggal akibat Covid-19 dibandingkan pria. Salah satunya adalah kecenderungan pria untuk merokok lebih tinggi daripada wanita. Hal ini terutama terlihat di China. Di China diperkirakan 52,1 persen pria merokok, sedangkan persentase untuk wanita hanya sebesar 2,7.
"Merokok merusak paru-paru Anda," kata Dr MacDermott menambahkan.
Pada hari Senin, Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan bahwa Inggris harus mengantisipasi ancaman virus yang kini terus menyebar secara signifikan. Virus Covid-19 sekarang telah menjangkau lebih dari 80 negara di seluruh dunia.