Ahad 05 Apr 2020 20:11 WIB

Apa Bedanya Tha'un dan Waba'?

Waba' dan tha'un dua istilah untuk penyakit menular yang diterangkan Ibnu Hajar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Apa Bedanya Tha'un dan Waba'?. Foto: Oman Fathurrahman
Foto: Twitter
Apa Bedanya Tha'un dan Waba'?. Foto: Oman Fathurrahman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Al Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani (1372- 1449) menulis kitab berjudul Badzlu al Maun Fi Fadhli al Thaun. Kitab ini membahas tentang wabah penyakit, termasuk wabah tha'un.

Akademisi UIN Syarif Hidayatullah yang juga filolog Prof Oman Fathurahman menjelaskan, salah satu yang dibahas dalam kitab tersebut adalah dipaparkannya definisi penyakit menular.  Ada dua istilah yang dipakai, yakni tha'un dan waba'.

Baca Juga

Dalam membedakan kedua ter minologi itu, Ibnu Hajar al-Asqalani bersandar pada pendapat para ulama ahli bahasa maupun kedokteran, semisal al-Khalil (pengarang kitab An-Nihayah), Abu Bakar Ibnu al- Arabi, Abul Walid al-Baji, al-Mutawalli, al- Ghazali, dan Ibnu Sina.

"Apa bedanya tha'un dengan waba'? Tha'un itu lebih khusus ketimbang waba', ujar Kang Oman menerangkan pemilahan menurut al-Asqalani dalam pengajian Ngariksa, Jumat (27/3) lalu.

Dalam bahasa kekinian, tha'un ialah wabah atau pandemi karena bisa menimpa dan menulari begitu banyak orangtak pandang jenis kelamin, usia, kebangsaan, atau agama dalam suatu wilayah atau bahkan meluas ke banyak wilayah. Adapun waba' merujuk pada penyakit menular itu sendiri. Intinya, lanjut Kang Oman, setiap tha'un adalah waba'. Tidak berlaku sebaliknya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement