Kamis 09 Apr 2020 03:34 WIB

Pasien Covid-19 Dirawat di ICU, Pasti Pakai Ventilator?

Mari kenali seluk beluk perawatan di ICU untuk pasien Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Alat bantu pernapasan tersedia di ruang ICU Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta. Tidak semua pasien Covid-19 di ICU membutuhkan ventilator.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Alat bantu pernapasan tersedia di ruang ICU Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta. Tidak semua pasien Covid-19 di ICU membutuhkan ventilator.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tengah menjalani perawatan di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit St Thomas di Ibu Kota London setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Dalam sebuah laporan, ia disebut membutuhkan perawatan di unit tersebut  sebagai tindakan pencegahan berdasarkan rekomendasi dari dokter yang menanganinya.

Dilansir BBC, ICU adalah bangsal khusus yang dibuat untuk memberi perawatan dan pemantauan ketat bagi pasien yang sakit parah. Di unit khusus ini terdapat lebih sedikit pasien, namun lebih banyak staf medis yang berjaga untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan.

Baca Juga

Selain itu, terdapat peralatan pemantauan yang canggih di sana.  Di salah satu rumah sakit di Inggirs, NHS Nightingale, ada 500 tempat tidur yang tersedia untuk unit perawatan intensif.

Satu yang perlu diketahui, ada banyak alasan mengapa seseorang membutuhkan jenis perawatan khusus tersebut. Beberapa pasien membutuhkannya untuk pemulihan setelah operasi intensif.

Sementara itu, bagi pasien lainnya, mungkin memerlukan ini setelah mengalami trauma parah, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas. Johnson diketahui dipindahkan ke ICU sebagai tindakan pencegahan, karena gejala Covid-19 yang dialaminya belum juga membaik.

Di antara gejala yang masih mendera Johnson adalah demam. Virus corona jenis baru dapat menyerang paru. Tampaknya, Johnson menjadi salah satu pasien Covid-19 yang juga mengalami kesulitan bernapas, namun ia dianggap belum memerlukan penggunaan mesin ventilator untuk mengatasi gejala tersebut.

Perlu diketahui, tidak setiap pasien di ICU yang mengidap Covid-19 akan membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasan.  Beberapa di antaranya mungkin memakai mesin pendukung pernapasan yang disebut Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) yang menggunakan tekanan ringan untuk mendorong oksigen ke saluran udara melalui masker.

Pasien dapat terjaga dan tidak dibius untuk hal ini, tidak seperti mereka yang membutuhkan ventilator. Pasien di ICU akan terhubung ke banyak mesin yang berbeda, melalui tabung dan kabel untuk memantau kondisi serta respons tubuh dlaam mengatasi penyakit.

Mereka juga dapat diberikan obat intravena dan perawatan pendukung lainnya, termasuk nutrisi. Rumah Sakit St Thomas di London memiliki pengalaman dalam merawat pasien Covid-19 di ICU.

Untuk kasus yang sangat serius, penggunaan mesin yang disebut  ECMO (oksigenasi membran ekstrakorporeal) yang menggantikan beberapa fungsi jantung dan paru dibutuhkan. Namun, jumlah alat ini biasanya terbatas di setiap negara.

Begitu pasien ICU cukup sehat, mereka akan dipindahkan kembali dari perawatan intensif ke bagian rumah sakit lain. Ini akan memberikan tempat untuk pasien lain yang sangat membutuhkannya.

Beberapa pasien dapat keluar dari ICU setelah beberapa hari. Tetapi, bagi yang lainnya mungkin perlu berada di sana selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement