Senin 13 Apr 2020 14:43 WIB

Agen Keamanan AS Ingin FCC Blokir Operasional China Telecom

Operasional China Telecom di AS dituding berikan peluang spionase ekonomi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Aksi spionase (ilustrasi).
Foto: gadabimacreative.blogspot.com
Aksi spionase (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Amerika Serikat (AS) menempatkan Huawei pada daftar netitas Departemen Perdagangan Mei lalu untuk alasan keamanan. Akibatnya Huawei tidak dapat melisensikan layanan seluler Google dan mencegah pemasangan aplikasi inti Android Google di ponselnya.

Terbaru, Bloomberg melaporkan agen keamanan AS ingin Federal Communication Comission (FCC) melarang China Telecom beroperasi di negara bagian. Operator nirkabel itu, adalah yang terbesar kedua di China dengan 336 juta pelanggan. Mereka menawarkan operator bandwith yang aman untuk mengirimkan data yang sangat sensitif dengan nama CTExcel di AS.

Baca Juga

Dalam pengarsipan, agen keamanan mengklaim pemerintah China memiliki kepemilikan dan kendali tertinggi terhadap perusahaan tersebut. Operasinya di AS memberikan peluang untuk meningkatkan spionase ekonomi yang disponsori pemerintah hCina.

Dilansir dari Phone Arena, Senin (13/4), China Telecom memicu kecurigaan agen-agen AS dengan memberikan informasi yang salah tentang di mana ia menyimpan catatannya. Agensi prihatin karena ada 18 titik China Telecom terhubung ke internet, memberi celah aktor yang disponsori pemerintah China untuk menganggu dan salah mengatur lalu lintas data dan komunikasi AS.

Badan-badan di balik pengarsipan, termasuk Departemen Kehakiman, Keamanan Dalam Negeri, Pertahanan, Negara, Perdagangan dan Perwakilan Perdagangan AS bersama-sama menulis rekomendasi ini mencerminkan risiko keamanan dan penegakan hukum nasional yang substansial dan tidak dapat diterima, jika China Telecom diizinkan melanjutkan bisnis AS.

Menurut Reuters, juru bicara kementerian luar negeri Cina, Zhao Lijian mengatakan AS perlu berhenti mempolitisasi masalah komersial.

“Kami mendesak AS unutuk menghormati prinsip ekonomi pasar, menghentikan praktik keliru dalam menggeneraliisasi keamanan nasional, mempolitisasi ekonomi dan menghentikan penindasan yang tidak dapat dibenarkan atas perusahaan Cina,” ujar Zhao.

China Telecom telah membantah klaim AS. Ge Yu menyatakan perusahaan selalu sangat kooperatif dan transparan dengan regulator. “Dalam banyak kasus, kami telah melampaui apa yang diminta untuk menunjukkan bagaimana bisnis kami beroperasi dan melayani pelanggan kami mengikuti standar internasional tertinggi,” kata Ge Yu.

Sejak 2007, China Telecom telah memiliki otorisasi untuk melakukan bisnis di pasar AS. Tahun lalu, China Mobile meminta izin FCC untuk bertindak sebagai penjual kembali layanan nirkabel yang menghubungkan pelanggan AS dan pengguna nirkabel internasional. Tidak mengherankan, Ketua FCC Ajit Pai menentang aplikasi tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement