REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti yang juga Dosen Teknik Biomedika Institut Teknologi Bandung (ITB) Isa Anshori mengatakan saat ini sedang dikembangkan alat tes cepat micro-chip untuk mendeteksi Covid-19. Ia mengatakan alat buatan Indonesia ini akan mampu mendeteksi Covid-19 dalam waktu kurang dari satu jam.
"Untuk proses deteksi dari pengambilan sampel hingga keluarnya data respon dari SPR (resonansi plasmon permukaan) reader, kami perkirakan bisa dalam waktu kurang dari 1 jam," kata Isa kepada di Jakarta, Sabtu (18/4).
Alat tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT) yang dikembangkan tim dari ITB dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung itu berbasis teknik resonansi plasmon permukaan atau surface plasmon resonance (SPR) yang akan fokus untuk mendeteksi antigen, yaitu virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19. Karena itu, metode ini dapat digunakan untuk deteksi dini (early detection) pada periode awal infeksi berlangsung.
Pengerjaan atau fabrikasi RDT micro-chip untuk deteksi Covid-19 dilakukan oleh tim ITB dan Universitas Padjajaran (Unpad) untuk membantu Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19). Satuan tugas ini diinisiasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
BPPT membantu dalam hal akses ke sampel yang dibutuhkan selama tahap pengembangan dan akses ke fasilitas lab atau rumah skit tempat pengujian swab nantinya. Isa menuturkan metode pada RDT micro-chip berbeda dengan RDT IgG IgM yang juga sedang dikembangkan oleh TFRIC19 untuk deteksi Covid-19.
Pada metode RDT IgG IgM, yang dideteksi adalah antibodi Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM) yang terbentuk sebagai respon tubuh penderita terhadap virus. Antibodi ini baru muncul setelah tujuh hari, sehingga metode tersebut masuk pada kategori late detection.