REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak senada dengan Gubernur Georgia Brian Kemp dalam keputusannya membuka kembali ekonomi di negara bagian itu pada Jumat. Sebelumnya, sebuah sumber melaporkan bahwa Trump dan Wakil Preside AS Mike Pence telah mendukung Kemp dalam pembukaan kembali bisnis melalui telepon.
Sumber tersebut mengatakan, Trump dan Pence memuji Kemp atas kinerjanya sebagai Gubernur Georgia. Kemp memutuskan untuk membuka kembali bisnis di negara bagiannya itu.
Presiden Trump dalam konferensi pers Rabu mengatakan, ia telah berbicara dengan Kemp bahwa dirinya tidak setuju dengan keputusan gubernur untuk membuka kembali beberapa bisnis di negara bagian Georgia. "Saya mengatakan kepada gubernur Georgia Brian Kemp bahwa saya sangat tidak setuju dengan keputusannya untuk membuka fasilitas tertentu yang melanggar pedoman fase satu bagi orang-orang Georgia yang luar biasa," ujar Trump dikutip CNN, Kamis (23/4).
Trump menegaskan, akan campur tangan di Georgia jika dia melihat sesuatu yang di luar dugaan. "Saya mencintai warga Gerogia. Mereka hebat. Mereka kuat, tegas, tetapi pada saat yang sama, Gubernur harus melakukan apa yang menurutnya benar. Saya ingin dia melakukan apa yang menurutnya benar, tetapi saya tidak setuju dengannya tentang apa yang dia lakukan, dan saya ingin membiarkan gubernur melakukan (apa yang mereka inginkan), "kata Trump.
Kemp mengumumkan bahwa Georgia akan mengizinkan salon, terapis pijat, arena bowling, dan gimnasium dibuka pada Jumat besok. Dia juga mengatakan, bahwa ibadah gereja dapat dilanjutkan. Sementara restoran dan bioskop akan dibuka pada Senin pekan depan.
"Dengan cara yang sama bahwa kami dengan hati-hati menutup bisnis dan mendesak operasi untuk mengakhiri mengurangi penyebaran virus, hari ini kami mengumumkan rencana untuk secara bertahap dan aman membuka kembali sektor-sektor ekonomi kami," kata Kemp kepada wartawan, Senin kemarin.
Keputusan Kemp telah menai kecaman dari para pakar kesehatan msyarakat yang telah berulang kali menekankan bahaya membuka kebijakan lockdown.
Data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa Rabu (22/4), Georgia telah mencatat 20.166 kasus yang dikonfirmasi dari virus corona baru. Sementara sebanyak 818 orang meninggal dunia karena virus di negara bagian terebut.