REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para ahli sedang mengkaji efektivitas obat kumur untuk melawan virus corona penyebab Covid-19 dalam mulut. Peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang manfaat potensial dari obat kumur, termasuk yang populer di masyarakat.
Dilansir laman The Sun, meski begitu, langkah-langkah yang dianjurkan sebelumnya tetap merupakan cara terbaik melindungi diri dari virus. Langkah itu termasuk mencuci tangan, jarak sosial, serta tetap sehat menggunakan masker ke tempat publik.
Pemimpin penelitian Prof Valerie O'Donnell dari Universitas Cardiff mengatakan, penggunaan obat kumur yang aman, sejauh ini belum dipertimbangkan oleh badan kesehatan masyarakat di Inggris. Dalam penelitian terdahulu yang sudah dipublikasikan terkait virus lain yang juga punya selubung, termasuk keluarga virus corona, mendukung gagasan bahwa pembilasan oral harus dianggap sebagai cara potensial untuk mengurangi penularan SARS-CoV-2, nama virus penyebab Covid-19.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan, berkumur selama 30 detik terbukti efektif untuk melawan virus sejenis. Berkumur juga dapat memangkas risiko terkena infeksi virus corona tipe lain karena bahan yang ada di dalamnya dapat merusak lapisan terluar dari virus sehingga tak lagi membahayakan.
"Yang belum kami ketahui adalah apakah obat kumur yang ada aktif melawan membran lipid SARS-CoV-2," kata O'Donnell.
Masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji kemampuan obat kumur untuk melawan virus penyebab Covid-19. O'Donnell mengatakan, penelitian diperlukan sebagai hal yang mendesak untuk menentukan potensi melawan virus baru ini. Studi ini menunjukkan studi klinis lebih lanjut dapat bermanfaat berdasarkan bukti teoritis.
"Para peneliti dapat menilai formulasi obat kumur yang ada atau dibuat khusus di laboratorium dan kemudian dalam uji klinis," katanya.
Efektivitas obat kumur belum diuji terhadap virus corona baru ini. Publik tetap harus terus mengikuti langkah-langkah pencegahan yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, termasuk mencuci tangan sesering mungkin dan menjaga jarak sosial.