Sabtu 23 May 2020 07:22 WIB

Difteri, Campak, Polio Ancam 80 Juta Bayi di Tengah Pandemi

Terhambatnya program imunisasi membuat bayi berisiko terkena difteri, campak, polio.

Rep: Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) saat memberikan imunsiasi kepada balita di Puskesmas Karawaci Baru, Kota Tangerang, Banten, Rabu (13/5/2020). Pelayanan imunisasi tersebut tetap dilakukan di tengah pandemi Covid-19 demi menjaga kesehatan anak.
Foto: Antara/Fauzan
Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) saat memberikan imunsiasi kepada balita di Puskesmas Karawaci Baru, Kota Tangerang, Banten, Rabu (13/5/2020). Pelayanan imunisasi tersebut tetap dilakukan di tengah pandemi Covid-19 demi menjaga kesehatan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan-Badan PBB dan Aliansi Vaksin GAVI menyatakan, sekitar 80 juta bayi di bawah satu tahun di seluruh dunia terancam menghadapi risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti difteri, campak dan polio. Itu terjadi karena [andemi Covid-19 memicu keterlambatan imunisasi rutin tersebut.

"Data menunjukkan bahwa penyediaan layanan imunisasi rutin secara substansial terhambat, setidaknya di 68 negara. Kemungkinan ini akan mempengaruhi sekitar 80 juta anak di bawah usia satu tahun yang tinggal di negara-negara itu,” ujar Organisasi Kesehatan Dunia, Unicef, dan GAVI dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan menjelang KTT Vaksin Global yang rencananya dihelat 4 Juni.

Baca Juga

Sebanyak 80 juta anak-anak ini terancam tidak mendapatkan imunisasi rutin karena pandemi Covid-19. Hal itu antara lain disebabkan karena adanya pembatasan perjalanan, keterlambatan pengiriman vaksin, keengganan di antara beberapa orang tua untuk meninggalkan rumah di tengah kekhawatiran terkena virus corona, dan kurangnya petugas kesehatan.

"Kita tidak bisa membiarkan perjuangan kita dalam melawan satu penyakit (Covid-19) mengorbankan kemajuan jangka panjang dalam perjuangan kita melawan penyakit lain (difteri, campak, dan polio),” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.

Dilansir dari laman resmi WHO, Fore menyarankan agar setiap negara sesegera mungkin melanjutkan imunisasi rutin. Ia mengingatkan bahwa imunisasi penting untuk mencegahdifteri, campak, dan polio pada anak.

"Imunisasi ini harus dimulai kembali sesegera mungkin atau kita berisiko menukar satu wabah mematikan dengan yang lain,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement