Rabu 27 May 2020 16:01 WIB

Studi Sebut Mars Kemungkinan Masih Aktif Secara Vulkanik

Semula, ilmuwan menduga Mars sudah tidak aktif lagi secara vulkanik.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Mars
Foto: NASA
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah di Mars masih ada aktivitas vulkanik? Pertanyaan itu masih berkecamuk di benak para ilmuwan. Riset baru mencoba menjawab itu, dan jawabannya adalah: bisa jadi.

Semula ilmuwan mengira Mars sudah tidak aktif lagi secara vulkanik. Sebab, tak pernah ada letusan gunung berapi di permukaanya. Misi Badan Antariksa AS (NASA) melalui pendaratan InSight  menunjukkan hanya ada beberapa aktivitas geologi yang tersisa di bawah permukaan tanah Mars. Aktivitas itu dalam bentuk marsquake atau gempa di Mars.

Baca Juga

Namun, penelitian baru telah dilakukan para ilmuwan. Fokusnya terhadap konveksi magma di Mars. Temuan itu, telah diterbitkan dalam Meteoritics & Planetary Science pada 7 Mei 2020.

Ilmuwan mempelajari meteorit tissint, yang ditemukan di Maroko pada 18 Juli 2011. Meteorit Tissint berasal dari jauh di dalam Mars. Sejauh ini, Tissint memang telah menjadi subjek banyak penelitian.

Kali ini, para peneliti menemukan sesuatu yang mengejutkan. Meteorit itu mengandung kristal olivin, mineral pembentuk batu yang biasa ditemukan di kerak bumi. Ketika kristal itu diperiksa lebih teliti, ditemukan bahwa kristal itu hanya dapat terbentuk dalam perubahan suhu dalam arus konveksi magma.

Menurut Ahli geologi planet, Nicola Mari dari Universitas Glasgow, kristal tersebut diperkirakan berusia 674 hingga 582 juta tahun. Dia menambahkan, usia itu masih cukup muda. Implikasinya adalah, Mars masih aktif secara vulkanis pada waktu itu.

“Ini terjadi ketika laju pertumbuhan kristal melebihi laju di mana fosfor dapat berdifusi melalui lelehan, sehingga fosfor wajib memasuki struktur kristal alih-alih 'berenang' dalam magma cair,” tambah Mari.

Ruang magma yang menghasilkan lava dan sejauh yang ia pelajari, menghasilkan konveksi yang sangat kuat. Sehingga olivin, mampu dipindahkan dari bagian bawah ruang (lebih panas) ke bagian atas (yang lebih dingin) dengan sangat cepat.

“Tepatnya, ini kemungkinan menghasilkan tingkat pendinginan dari 15-30 derajat Celsius per jam untuk olivin,” tutur dia.

Lebih jauh, kristal olivin akan terbentuk di dalam ruang magma jauh di bawah tanah. Olivin biasa ditemukan di mantel Bumi, dan bahkan di meteorit. Tetapi para peneliti memperhatikan sesuatu yang aneh tentang kristal olivin di Tissint. Kristal itu memiliki pita spasi tidak teratur yang terdiri dari fosfor.

Para peneliti dapat memperkirakan suhu di mantel Mars pada saat kristal pertama kali terbentuk. Mereka muncul dengan 1.560 derajat Celcius (2840 derajat F).

Data itu disebut cukup baru. Sebab, secara geologis, jumlah itu menunjukkan bahwa Mars dimungkinkanmasih memiliki konveksi magma aktif, bahkan hingga hari ini.

“Jadi Mars mungkin masih aktif secara vulkanik saat ini - seperti dalam waktu geologis baru-baru ini - tetapi letusan berjarak jauh, beberapa juta tahun. Akan luar biasa melihat letusan gunung berapi di Mars, karena gunung berapi terbesar di planet ini jauh lebih besar daripada yang ada di Bumi,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement