Senin 15 Jun 2020 11:10 WIB

Kata Astronaut Soal Bedanya Naik Falcon 9 dan Ulang-Alik

Astronaut NASA memberikan kesan positf mengendarai roket Falcon 9 ke ISS.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Bendera AS berkibat di saat pelucurkan dua astronaut NASA dengan roket Falcon 9 ke ISS.
Foto: AP/John Raoux
Bendera AS berkibat di saat pelucurkan dua astronaut NASA dengan roket Falcon 9 ke ISS.

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Astronot Doug Hurley dan Bob Behnken menjadi orang pertama yang mengendarai roket Falcon 9 ke luar angkasa pada 30 Mei. Keduanya lepas landas dari daratan 39A di Kenendy Space Center NASA di Florida. Sekitar 19 jam kemudian, kapsul Crew Dragon mereka merapat secara mandiri dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Kedua astronaut pernah meluncur ke ISS dengan dua penerbangan ulang-alik sebelum terbang dengan roket Falcon 9 dan kapsul Crew Dragon. Astronot Crew Dragon mengatakan perjalanan dengan roket Falcon 9 lebih lancar daripada pesawat ulang alik luar angkasa selama beberapa menit pertama.

Baca Juga

Hurley mengungkapkan tahap pertama dengan Falcon adalah sembilan mesin Merlin. Mesin Merlin menghasilkan sekitar 1,7 juta pon dorongan pada kekuatan penuh dan menggunakan campuran minyak tanah super dingin, serta propelan oksigen cair kriogenik.

Seperti yang dilansir dari Space Flight Now, Ahad (14/6), pada peluncuran pesawat ulang alik, para astronaut mengatakan perjalanan menjadi lebih lancar setelah kehabisan tenaga dan pemisahan pendorong roket kembar, usai mesin berbahan bakar cair pesawat ulang alik itu mengambil alih peran pendorong utama.

“(Menggunakan) pesawat ulang alik adalah perjalanan yang cukup sulit menuju ke orbit dengan penguat roket yang solid, dan harapan kami adalah saat kami melanjutkan penerbangan ke tahap kedua, hal-hal  pada dasarnya akan jauh lebih lancar daripada yang dilakukan pesawat ulang alik. Tapi Dragon terengah-engah dan terus ke orbit,” ujar Behnken.

Hurley menggambarkan perjalanan dengan mesin Merlin Vacuum seperti mengemudi cepat di jalan kerikil. Getarannya sedikit, tapi bukan hal yang tidak menyenangkan.

SpaceX merekam audio, akselerasi dan data lain pada uji terbang Crew Dragon yang tidak dipiloti. Tim darat memutar audio untuk Hurley dan Behnken, memberikan para astronot preview dari apa yang akan mereka alami selama peluncuran, masuk kembali dan melakukan pendaratan di lautan.

Menurut Behnken, perbedaan terbesar hanyalah dinamikan yang terlibat, getaran, dan pengalaman benar-benar mengendarai roket sungguhan. Melewati operasi pengisian bahan bakar adalah pengalaman baru bagi mereka.

“Pesawat ulang-alik didorong ketika para astronaut tiba (di landasan peluncuran). Saya dan Doug menjalani operasi pengisian bahan bakar di atas kapal, yang berbeda bagi kami. Jadi mendengar vertilasi dan katup berbunyi dan getaran kecil yang terkait dengan operasi itu adalah pengalaman baru bagi kami,” katanya.

Selama perjalanan 19 jam ke stasiun ruang angkasa, Hurley menguji sistem kontrol manual Crew Dragon dua kali. Dia menggunakan layar sentuh layar  untuk memasukkan perintah manual untuk pendorong manuver kapsul. SpaceX mendesain Crew Dragon akan sepenuhnya otonom, tetapi  akan memiliki kemampuan merapat secara manual dengan stasiun ruang angkasa jika perlu. Ada tombol untuk memerintah pengguguran peluncuran, memulai orbit dan masuk kembali, serta menggunakan parasut jika diperlukan.

Hurley mengatakan docking otomatis Crew Dragon dengan stasiun luar angkasa terasa lebih lembut dari yang diharapkan. Jika di pesawat ulang-alik, astronaut merasa sedikit tersentak meski tidak ada yang berat.

Hurley dan Behnken juga memiliki ulasan positif setelah tekanan buatan SpaceX mereka. Para astronaut mengenakannya selama peluncuran dan docking, serta akan menggunakannya lagi untuk kembali ke Bumi.

Selain itu, astronaut mengayakan melepas setelan pakaian astronot dan mengenakannya di luar angkasa, tanpa efek gravitasi, jauh lebih mudah daripada di Bumi.

“Kami harus memberi peringkat bintang lima (pada penerbangan Kapsul Dragon dengan roket Falcon 9),” kata Behnken.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement