REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil Jepang yang tengah berjuang mempertahankan eksistensinya, Nissan Motor, menggandeng Sunwoda Electric Vehicle Battery untuk perkuat daya saing di pasar mobil listrik China dan global. Bersama Sunwoda yang berbasis di China, Nissan akan mulai mempelajari pengembangan bersama baterai kendaraan generasi mendatang untuk Nissan e-POWER.
Kedua perusahaan juga akan membahas pengembangan sistem produksi yang efisien untuk memastikan kapasitas pasokan yang stabil untuk baterai yang dikembangkan bersama. Nissan dan Sunwoda bertujuan untuk menyimpulkan perjanjian akhir pada akhir tahun ini, berdasarkan pada konten dan kondisi spesifik dari penelitian tersebut.
Nissan memperluas jajaran global mobil listrik dan model e-POWER. Teknologi e-POWER perusahaan terdiri dari motor listrik yang memberikan daya langsung ke roda, dan mesin bensin onboard yang menghasilkan listrik untuk motor.
"Nissan akan memperluas e-Power ke kendaraan segmen B dan C di masa mendatang, serta berharap bisa menjual 1 juta kendaraan listrik per tahun mulai akhir 2023," tulis Nissan Motor dalam pernyataan resmi, dikutip Selasa (23/6).
Sunwoda memiliki rekam jejak global yang mapan dalam pengembangan baterai lithium-ion, terutama digunakan dalam elektronik konsumen dan baterai otomotif. Nissan yakin bahwa keahlian teknologi Sunwoda yang mengakar akan berkontribusi pada strategi e-POWER Nissan.
Diskusi lebih lanjut kedua perusahaan akan fokus pada penggabungan keahlian Nissan dalam kendaraan listrik dan teknologi baterai dengan kemampuan pengembangan baterai generasi berikutnya dan kapasitas produksi Sunwoda. Dengan tujuan untuk memperkuat daya saing di pasar China dan global.
Perusahaan juga mempertimbangkan pembentukan bersama struktur pasokan yang aman yang diarahkan pada peluang bisnis global di masa depan.