Senin 13 Jul 2020 16:56 WIB

Orang tanpa Gejala Covid-19 Juga Bisa Alami Komplikasi Paru

Orang tanpa gejala Covid-19 juga bisa alami kerusakan paru, namun tak terdeteksi.

Rep: Adysha Citra Ramadani, Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Pengunjung ikut menari flash mob yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam di salah satu pusat perbelanjaan di Batam, Kepulauan Riau, Ahad (12/7/2020). Kerusakan paru yang tak terdeteksi bisa terjadi pada kasus Covid-19 yang tak bergejala.
Foto: ANTARA/M N Kanwa
Pengunjung ikut menari flash mob yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam di salah satu pusat perbelanjaan di Batam, Kepulauan Riau, Ahad (12/7/2020). Kerusakan paru yang tak terdeteksi bisa terjadi pada kasus Covid-19 yang tak bergejala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mungkin melihat Covid-19 sebagai penyakit yang tak serius. Alasannya, sebagian besar kasus Covid-19 merupakan kasus dengan gejala ringan dan bahkan tak bergejala atau asimtomatik.

Kasus Covid-19 tak bergejala sebaiknya tak diremehkan karena dapat menyebarkan Covid-19 kepada orang lain tanpa disadari. Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa kerusakan permanen juga bisa terjadi pada kasus Covid-19 tak bergejala.

Baca Juga

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan tim peneliti dari Wuhan University, China. Tim peneliti melakukan pemindaian CT pada 58 pasien yang positif terinfeksi SARS-CoV-2, namun tak menunjukkan gejala.

Hanya ada 27 persen pasien baru menunjukkan gejala setelah diagnosis ditegakkan. Gejala tersebut meliputi demam, kesulitan napas, batuk kering, kelelahan, atau diare.

Hasil pemindaian CT yang dilakukan pada 58 pasien cukup mengkhawatirkan. Seluruh pasien, baik yang tak bergejala atau yang bergejala, sama-sama memiliki lesi pada paru mereka.

Lesi-lesi ini tampak menyatu dan membentuk pola yang lebih besar. Lesi-lasi ini bisa terlihat di beberapa lobus paru atau bilateral.

"Dan beberapa pasien menunjukkan konsolidasi dalam pencitraan CT," ungkap tim peneliti melalui The Journal of Infection, seperti dilansir Health 24.

Studi lain dalam jurnal Nature Medicine juga menunjukkan hasil yang serupa pada kasus Covid-19 tak bergejala. Meski tak bergejala, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-tanda inflamasi minor di paru. Kondisi ini dikenal sebagai "walking pneumonia" atau "atypical pneumonia".

Tim peneliti menilai kerusakan paru yang tampak pada pemindaian CT ini mungkin akan membaik di masa depan. Alasannya, ketidaknormalan yang tampak bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

"Ini bisa disebabkan oleh sedikit cairan pada paru, terkadang sedikit darah di paru atau terkadang hanya sebagian kecil area yang terinflamasi di paru," jelas Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Paru, Alergi dan Perawatan Kritis Columbia University Medical Center Dr Neil Schluger.

Temuan-temuan dalam studi terbaru ini menunjukkan adanya kemungkinan kerusakan paru yang tak terdeteksi pada kasus Covid-19 tak bergejala. Di Amerika Serikat, diperkirakan ada 35 persen kasus Covid-19 yang tak bergejala. Akan tetapi, persentase kasus tak bergejala di dunia cukup sulit untuk diketahui.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan protokol kesehatan selama beraktivitas di tengah pandemi Covid-19. Termasuk di antaranya mengenakan masker, melakukan jaga jarak fisik dan bertindak lebih berhati-hati ketika berada dekat dengan kelompok yang rentan, seperti orang yang sakit dan orang lanjut usia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement