REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika
Lucuan atau humor itu membuat suasana gembira, namun kadang pula menyakitkan. Bahkan banyak ahli psikologi mengatakan itu sebenarnya hinaan kepada orang lain yang dihilangkan rasa nyerinya. Atau dengan kata lain adalah humor sebenarnya berpandangan negatif kepada pihak lain.
Meski begitu, jamaknya manusia, kadang menyakiti orang lain yang sebenarnya juga menyakiti diri sendiri. Dan humor dianggap sebagai pelepas lelah, pelepas kepenatan alias beban hidup. Dengan tertawa dan membuat lucuan hidup menjadi terasa indah. Ingat ada nasihat berharga: Senyum adalah ibadah. Dan muka tersenyum penting, terutama bagi seseorang yang butuh bantuan atau uang orang lain. Jangan harap bila anda pelayanan restoran misalnya, tanpa mau tersenyum bakalan anda tak dapat uang tips!
Dalam tulisan berikut akan disajikan berbagai bentul lucuan. Kali ini temanya adalah mentertawakan rezim komunis. Mengapa demikian? Sebab, rezim inilah yang dahulu mendoktrinkan bahwa dirinya adalah adalah mutlak benar, bahwa negara komunis akan berjaya melindas kapitalis. Namun, faktanya kini negara komunis malah habis, komunis tengkurap, dan keinginan menyalip negara komunis hanya utopia. Pemenangnya ternyata ideologi kapitalis.
Dan, berikut artikel lucuan soal komunis yang dikutip dari situs medium.com. Judulnya unik: “Mari Tertawa Pada Komunisme. Jika tidak menertawakan komunis, Anda mungkin menangis.” Selengkapnya begini:
******
Humor adalah senjata yang ampuh –-Apa maksudnya itu? Ada dua pandangan tentang fungsi humor. Yang pertama berpendapat bahwa tertawa adalah tindakan revolusioner yang memungkinkan kita untuk menghancurkan sosok idola dengan hanya secara verbal. Yang lain mengusulkan yang sebaliknya: humor memungkinkan untuk mengeluarkan uap kepengapan dan melanjutkan kehidupan seperti biasa. Di zaman Uni Soviet dulu kondisi yang terakhir ini sebagian besar benar.
Dalam dekade terakhir awal abad 20 lalu lalu, keberadaan kekaisaran Soviet, warga negaranya terlibat dalam ritual bercanda setiap hari. Banyak lelucon yang bersifat politis. Orang-orang Soviet dijanjikan nirwana materiil, yang konon diantar oleh pelayanan hebat melalui ‘Teror Merah’. Sementara pada tahun 1970-an jelas bahwa kondisi negara terus memburuk, negara polisi sudah tertanam kuat, bahkan jika itu berkurang.
Orang Amerika dapat menggunakan istilah "komunisme" dan "sosialisme" secara bergantian, tetapi Soviet memberikan makna berbeda pada kata-kata ini. Sosialisme adalah sistem sosial-politik yang dibawa oleh revolusi sosialis; itu mengikuti kapitalisme. Komunisme, itu diberitakan, akan mulus muncul setelah kerja keras di bawah sosialisme.
Lagi pula, dalam beberapa waktu terakhir banyak yang telah ditulis tentang "Abad Merah," namun sedikit orang yang peduli untuk bertanya kepada orang-orang Soviet sendiri tentang pendapat mereka tentang pengalaman mereka. Humor, kala itu telah mampu membekukan kegelisahan mereka dalam waktu, menawarkan sekilas ke pengalaman subjektif kebanyakan orang Soviet yang wilayahnya kini terpecah dalam banyak negara.
- Keterangan foto: Stalin tengah tertawa.
Yang pasti, beberapa lelucon tidak eksklusif untuk USSR (Uni Soviet). Misalnya soal lucuan Kelinci yang berlari sangat cepat dan ingin bersaing dengan unta.
"Kelinci, mengapa kamu berlari." Mereka bertanya.
"Mereka mengebiri unta."
"Tapi kamu bukan unta."
"Mereka akan menangkapmu dan mengebiri kamu, lalu pergi membuktikan bahwa kamu bukan unta,"
Orang akan berpikir lelucon tentu menggambarkan pengalaman Soviet saat itu. Negara mengatakan semua milik mereka, rakyat juga miliknya. Namun lelucon yang sama juga dicatat di Mesir. Katanya, mungkin dengan banyaknya kata milik. banyak masyarakat justru maskin percaya itu rezim totaliter.
Bahkan, humor tidak khusus untuk Soviet atau Rusia saja, fakta bahwa itu menghibur public Soviet memberi tahu kita sesuatu tentang situasi sebuah negara. Jadi, tanpa basa-basi lagi, mari kita dengar langsung lucuannya dari orang-orang Soviet:
Seorang lelaki tua di Uni Soviet berbaris berjam-jam untuk membeli daging. Dan hanya untuk mengetahui tidak ada yang tersisa. Dia marah, berteriak tentang betapa mengerikan dan bodohnya komunisme.
Mendengar teriakan itu, seorang agen KGB berjalan menghampirinya dan memintanya untuk tenang. Dia mengataka, "Jangan lupa apa yang terjadi pada orang-orang seperti Anda di masa lalu." Dia berkata seperti seraya mengarahkan jari tangannya membuat bentuk "pistol”.
Lalu, pria tua itu kembali ke apartemennya dengan tangan kosong. Istrinya berkata, "mereka kehabisan daging?"
Dia menjawab, "Itu lebih buruk daripada yang Anda pikirkan: mereka malah mengaku kehabisan peluru!"