REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Emirat Arab (UEA) menyusul negara-negara lainnya melakukan misi ke Mars. Peluncuran pesawat tanpa awak bernama Hope ke Mars dilakukan Senin (20/7) dari Tanegashima Space Center, Jepang. Probe Hope diharapkan sampai pada Januari 2021.
Bruce Jakosky, anggota tim sains untuk misi ini berharap dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan mengenai Planet Merah selama ini. Dilansir dari Inverse, UEA mengirim pesawat ruang angkasa untuk melakukan pengukuran iklim dan atmosfer Mars, yang akan membantu para ilmuwan dalam memahami masa lalu serta kelayakhunian planet.
Misi dari negara Timur Tengah ini adalah yang pertama kalinya dilakukan untuk menangkap gambaran lengkap atmosfer Mars untuk mengungkap petunjuk tentang kehidupan kuno di Mars.
Untuk membantu mengetahui bagaimana gas, terutama oksigen dan hidrogen, berhasil melarikan diri melalui atmosfer Mars dan ke luar angkasa, Hope Probe akan mengamati atmosfer dari orbit khatulistiwa dekat. Artinya, probe akan dapat mengamati yang lebih rendah dan atmosfer atas Mars setiap saat, dan perhatikan interaksi antara dua lapisan atmosfer. Gas harus melarikan diri melalui atmosfer atas Mars, tetapi sampai di sana melalui atmosfer bawah.
Misi ini bertujuan untuk menentukan bagaimana energi, debu, dan berbagai gas bergerak melalui atmosfer bawah ke atmosfer atas. Hope Probe dilengkapi dengan tiga instrumen yang bekerja secara bersamaan untuk mengumpulkan data tentang atmosfer, cuaca, dan air Mars.
“Salah satu hal yang kami pelajari tentang Mars adalah bahwa Anda tidak dapat mempelajari satu bagiannya secara terpisah. Jika kita melihat atmosfer, kita tertarik pada bagaimana itu memengaruhi kemampuan air cair untuk ada di permukaan Mars,” kata Jakosky.
Instrumen-instrumen dalam misi ruang angkasa UEA yang pertama adalah Emirates eXploration Imager (EXI). Ini adalah kamera multi-panjang gelombang yang akan menangkap gambar permukaan Mars untuk mengamati awan-awan debu yang terbentuk di planet itu dan mengukur distribusi awan es air di atmosfer yang lebih rendah.
Kedua ada Emirates Mars Infrared Spectrometer (EMIRS) yang sangat mirip dengan yang kami terbang di atas Bumi untuk mengukur cuaca, debu, uap air, dan awan di atmosfer yang lebih rendah, serta suhu permukaan.
Ketiga adalah Emirates Mars Ultraviolet Spectrometer (EMUS). Alat ini akan mempelajari atmosfer atas Mars melalui berbagai panjang gelombang ultraviolet. Instrumen ini juga berfungsi untuk menentukan distribusi oksigen dan karbon monoksida.