Kamis 16 Jul 2020 16:40 WIB

Sarah al-Amiri, Sosok Muda di Balik Misi UEA ke Mars

Sarah al-Amiri sudah menyukai antariksa sejak kecil.

Rep: Febryan. A/ Red: Ani Nursalikah
Sarah al-Amiri, Sosok Muda di Balik Misi UEA ke Mars. Sarah al-Amiri, sosok di balik misi planet Mars Uni Emirat Arab bernama Hope. Ia adalah Kepala Operasi Sains dan Wakil Manajer Misi UEA ke Mars.
Foto: Khushnum Bhandari/Bloomberg
Sarah al-Amiri, Sosok Muda di Balik Misi UEA ke Mars. Sarah al-Amiri, sosok di balik misi planet Mars Uni Emirat Arab bernama Hope. Ia adalah Kepala Operasi Sains dan Wakil Manajer Misi UEA ke Mars.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Siapa sangka, perempuan muda berhijab itu adalah sosok di balik misi luar angkasa pertama Uni Emirat Arab (UEA) ke Mars. Sarah al-Amiri namanya.

Saking tak menduganya, banyak orang yang mencemooh perempuan 33 tahun itu. “Kalian adalah sekelompok anak-anak. Bagaimana mungkin kalian akan mencapai Mars?" kata Sarah Al Amiri menirukan cemoohan yang kerap ditujukan kepadanya dan timnya.

Baca Juga

Enam tahun berselang, tepatnya pada Februari 2020, semua cemoohan itu tampak akan segera dibayar tuntas. Dengan senyum semringah, tulis Nature, Amiri menatap pesawat pengorbit Mars yang dibuat timnya telah selesai dirakit di Pusat Antariksa Mohammed bin Rashid (MBRSC), Dubai.

Pesawat pengorbit alias tanpa awak yang dinamai Hope itu akan diluncurkan besok, Jumat (17/7), di Pulau Tanegashima, Jepang. Misi yang belum pernah dilakukan negara-negara Jazirah Arab lainya itu akan berlangsung selama dua tahun. Hope akan digunakan untuk mempelajari atmosfer Mars.

Namun demikian, semua itu bukan alasan utama pemerintah UEA membangun Hope. Tujuan sebenarnya adalah menginspirasi para pelajarnya untuk mengembangkan sains dan teknologi. Pemerintah UEA ingin melahirkan ribuan atau mungkin ratusan ribu ilmuwan baru seperti Amiri.

Siapa Sarah al-Amiri?

Amiri adalah perempuan muda yang menduduki banyak posisi strategis. Ia adalah Kepala Operasi Sains dan Wakil Manajer Misi UEA ke Mars di MBRSC.

Ia juga menjabat sebagai Menteri Negara untuk Sains Lanjutan dan Ketua Dewan Penasihat Ilmuwan UEA. Amiri kecil, sebagaimana dilaporkan The New York Times (14/7), tumbuh di Kota Abu Dhabi, UEA.

Ketertarikannya pada antariksa sudah muncul sejak belia. Ketika hendak mendaftar kuliah, meski memiliki peluang besar memilih studi yang mempelajari ilmu alam semesta, tapi entah mengapa ia malah memilih ilmu komputer.

Setelah lulus, lagi lagi, entah mengapa ia tak memilih pekerjaan sesuai jurusannya, yang tentu peluangnya lebih besar seperti di perusahaan jaringan. Ia malah mendaftar di MBRSC, tempatnya bekerja sekarang.

Amiri bergabung di MBRSC pada 2009 dengan bekerja sebagai insinyur pada program satelit. Ketika tugas itu rampung pada 2014, ia pindah ke perannya saat ini, pimpinan Misi UEA ke Mars.

Sebagai seorang dengan gelar ilmu komputer, Amiri tak pernah secara formal mempelajari ilmu planet. Beruntung UEA mengambil langkah progresif untuk mewujudkan misi tersebut. UEA mengirim sejumlah insinyurnya, termasuk Amiri, untuk mendapatkan pelatihan mirip magang dengan para peneliti di Amerika Serikat.

“Saya ditempatkan di sana untuk mengembangkan bakat ilmiah di dalam organisasi dan (saya) bisa menerima pengetahuan secara non-tradisional,” kata Amiri.

Pernyataan Amiri bukanlah omong kosong. Terbukti dengan Misi UEA ke Mars yang ia pimpin akan segera meluncur dalam beberapa jam ke depan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement