Senin 03 Aug 2020 17:02 WIB

Jangan Beri Minum Air Putih untuk Bayi di Bawah Enam Bulan

Sekalipun cuaca sedang terik, bayi di bawah 6 bulan tak boleh diberi air putih.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi baru lahir (ilustrasi). Bayi di bawah enam bulan kecukupan nutrisi dan hidrasinya terpenuhi dari air susu ibu. Pemberian air putih justru akan membahayakan kesehatannya.
Foto: AP/VOA
Bayi baru lahir (ilustrasi). Bayi di bawah enam bulan kecukupan nutrisi dan hidrasinya terpenuhi dari air susu ibu. Pemberian air putih justru akan membahayakan kesehatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anjuran minum air putih dalam jumlah cukup selalu digaungkan, utamanya supaya tubuh tetap terhidrasi. Akan tetapi, itu tidak berlaku untuk bayi yang baru lahir dan di bawah enam bulan. Memberi minum air putih kepada bayi justru bisa berakibat fatal. 

Meski hanya berjumlah sedikit, meminumkan air putih kepada bayi di bawah usia enam bulan dapat memengaruhi keseimbangan air dalam tubuhnya. Itu akan membebani ginjal dan mengarah pada kondisi berbahaya yang disebut hiponatremia, yaitu terlalu banyak air sehingga melarutkan kadar natrium tubuh.

Baca Juga

"Ginjal pada bayi di bawah enam bulan belum terbentuk sempurna, air bisa menyebabkan keracunan sebagai akibat dari tidak seimbangnya kadar elektrolit, seperti natrium. Komplikasi lainnya, pembengkakan otak, kejang, dan dalam kasus ekstrem, kematian," kata ahli farmasi Abbas Kanani.

Kanani menjelaskan, memberi air putih kepada bayi dapat memengaruhi kemampuan tubuhnya menerima nutrisi. Perut bayi masih sangat kecil dan dapat dengan mudah terisi penuh oleh air, sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan nutrisi lain yang sebenarnya lebih dibutuhkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bayi di bawah usia enam bulan hanya boleh mendapat air susu ibu (ASI). Sekalipun cuaca sedang sangat terik, seperti gelombang panas yang sedang terjadi di Inggris, bayi tidak memerlukan tambahan air putih supaya tubuhnya tetap dingin.

Staf peningkatan kesehatan untuk Royal College of Pediatrics and Child Health, Max Davie, memberikan sejumlah solusi agar tubuh bayi tidak kepanasan. Jauhkan bayi dari sinar matahari langsung ketika cuaca sedang sangat panas.

"Mereka mungkin ingin menyusu lebih sering dari biasanya," kata Davie.

Cuaca panas turut berpotensi membuat bayi kegerahan sehingga tidak jarang bayi susah tidur atau mimpi buruk di malam hari. Pakar tidur dari Naturalmat, Christabel Majendie, menganjurkan orang tua mengganti seprai, selimut, dan baju tidur yang terbuat dari bahan ringan dan serat alami.

Hindari matras dan seprai antiair karena membuat bayi lebih banyak berkeringat. Jika ada kipas angin di ruang tidur, jangan mengarahkan langsung pada bayi. Sebelum tidur, ada baiknya memandikan atau menyeka bayi dengan air hangat sehingga mereka lebih nyenyak terlelap.

Sebagai pedoman umum, bayi butuh satu lapisan tidur lebih banyak dari orang dewasa. Jika orang tua hanya tidur dengan seprai, maka tambahkan satu lapisan kain ringan atau selimut tipis untuk bayi. Apabila suhu kamar sekitar 23 derajat Celsius atau lebih, bayi hanya perlu pakaian tipis dan seprai.

"Jika bayi terlihat terganggu karena suhu panas atau susah tidur dalam waktu yang cukup lama, letakkan kain flanel lembap di dahi mereka dalam waktu singkat, yang bisa membantu menenangkannya," ungkap Majendie, seperti dikutip dari laman The Sun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement