Selasa 04 Aug 2020 19:30 WIB

LP Ma'arif NU Minta Kemendikbud Tunda POP ke Tahun Depan

LP Ma'arif NU mempertimbangkan untuk bergabung dalam POP tahun depan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU KH Arifin Junaidi
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU KH Arifin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, KH Arifin Junaidi, meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mematangkan konsep program organisasi penggerak (POP) dan menunda pelaksanaannya tahun depan. Menurut Arifin, LP Ma'arif NU mempertimbangkan untuk bergabung dalam POP tahun depan setelah mempelajari dan mencermati revisi konsep POP.

"Apabila Kemendikbud memaksakan POP dilaksanakan tahun ini, maka LP Ma'arif NU PBNU menyatakan tidak bergabung dalan POP Kemendikbud," jelas Arifin melalui pesan singkat kepada Republika, Selasa (4/8).

Baca Juga

Arifin menjelaskan, tahun ini LP Ma'arif NU tetap melaksanakan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru serta inovasi pendidikan secara mandiri. Karena semua itu dilakukan secara mandiri, Arifin meminta kepada Kemendikbud untuk tidak mencantumkan LP Ma'arif NU ke dalam daftar penerima POP tahun ini.

"Karena dilaksanakan secara mandiri, maka LP Ma'arif NU PBNU minta kepada Kemendikbud untuk tidak mencantumkan LP Ma'arif NU PBMU dalam daftar penerima POP tahun ini," kata dia.

Kemarin, Arifin menyatakan, LP Ma'arif NU memutuskan untuk tetap mundur dari POP gagasan Kemendikbud. Menurut dia, pernyataan akan dievaluasinya program tersebut tidak memiliki arti apa-apa. "Sampai saat ini kami tak pernah berpikir, apalagi memutuskan, untuk gabung di program itu. Nggak. Kami tetap mundur," jelas Arifin kepada Republika, Senin (3/8).

Ia menyoroti pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, saat menyatakan akan mengevaluasi program tersebut. Menurutnya, ada penyataan Nadiem yang mengatakan organisasi penggerak yang sudah lolos tidak perlu khawatir akan evaluasi yang dilakukan.

"Lah terus yang dievaluasi itu apa kalau yang sudah dinyatakan lolos itu terus diminta untuk tetap melaksanakan programnya. Jadi kalau menurut saya sih itu pernyataan mau mengevaluasi tidak ada artinya apa-apa itu. Seperti permintaan maafnya itu juga tidak ada artinya apa apa tanpa tindakan nyata untuk memperbaiki itu," jelasnya.

Kendati demikian, dia juga menyampaikan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, termasuk akan masuknya kembali LP Ma'arif NU ke program tersebut. Namun, itu akan dilakukan jika memang program itu masih ada pada tahun depan, tentu sudah dengan perbaikan-perbaikan konkret yang dilakukan.

"Di dunia ini apa sih yang tidak mungkin gitu loh. Hanya saja kalo dari LP Ma'arif NU sih kita sudah putuskan untuk ikutnya, kalau masih ada, tahun depan aja, bukan tahun ini. Ya iya kalo ada perbaikan (baru akan ikut). Kalau tidak ada perbaikan kita tidak mau juga," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement