Senin 10 Aug 2020 20:04 WIB

Rumah Tahfizh Alquran: Arus dari Bawah

Rumah Tahfizh menjadi episentrum baru bagi masyarakat yang berminat belajar Alquran.

Red: Karta Raharja Ucu
Buku Rumah Tahfidz
Foto:

Lazimnya karya akdemik, buku ini diawali dengan pendahuluan, dilanjutkan dengan kajian teori terkait beberapa terminologi yang dipakai. Diuraikan juga perihal kesejarahan Alquran (nuzul, tadwin, jam’u), juga hal-hal terkait kegiatan belajar dan menghafal Alquran.

Kajian yang fokus pada gerakan dan dinamika perjuangan tahfizh Alquran di Yogyakarta, berada pada bagian ketiga buku ini. Pada bagian ini, dipaparkan dan dianalisis perihal PPPA Daarul Qur’an (LAZNAS) yang memiliki fokus garapan pada pemberdayaan masyarakat berbasis tahfizh Alquran.

Selain itu, diuraikan dengan fasih terkait histori dan dinamika dakwah tahfizh Alquran yang dilakukan oleh Rumah Tahfizh Yogyakarta. Selain juga diurai secara detil mengenai kurikulum, manajemen pengelolaan, seklaigus manajemen pengembangan kelembagaan. Selanjutnya diakhiri dengan penutup berupa konklusi dan rekomendasi penulis.

Salah satu wasilah dari kekuatan dakwah Alquran melalui Rumah Tahfizh di Yogyakarta, sebagaimana disebut penulis, adalah pelibatan tokoh setempat bernama Bapak Joddy Brotosuseno beserta istri yang secara antusias dan tekun, melakukan kerja-kerja taktis-strategis dalam menguatkan dan mengembangkan Rumah Tahfizh di Yogyakarta.

Misalnya, sebagai seseorang yang memiliki latar belakang pengusaha, ia disebut oleh penulis sebagai pihak yang dapat menangkap dan memahami gagasan Ustadz Yusuf Mansur terkait konsep Rumah Tahfizh. Dari Pak Joddy dengan dukungan tim PPPA Daarul Qur’an inilah, konsep Rumah Tahfizh yang awalnya masih terasa abstrak, menjadi lebih riil dengan berhasil disusunnya bangunan kurikulum Rumah Tahfizh yang memadai, juga ditopang dengan manajemen tata-kelola Rumah Tahfizh yang modern.

Kerja-kerja dalam dakwah Alquran, sebagaimana dakwah melalui jalan Rumah Tahfizh, adalah kerja-kerja profetik yang dilakukan dalam kesunyian dan tak bertabur bunga. Kerja-kerja yang tidak lekas mendapatkan “keuntungan”. Ia selalu menuntut keikhlasan, ketulusan, kebersahajaan, ketekunan, keuletan, kesungguhan, kedisiplinan, dan terus demikian.

Di dalam nuansa serupa itu, sekelompok orang merelakan dirinya memilih jalan itu. Geliat yang dilakukan Daarul Qur’an dengan support masyarakat, melalui gerakan Rumah Tahfizh-nya, adalah semacam arus deras, bahkan sangat deras, yang pada akhirnya bermuara pada terwujudnya masyarakat yang hafizh, ‘alim bil-Qur’an wa ‘amila bih (hafal dan paham Alquran, serta mengamalkannya). Sudah menjadi hukum alam, arus selalu harus berangkat dari bawah, walau kelak ia akan memuncak.

Pembaca yang budiman..

Membaca buku karya Ustadz Tarmizi ini, kita bukan hanya diajak menelusuri jejak-jejak perjuangan dakwah Alquran yang dilakoni sekelompok orang. Bahkan kita juga akan semakin yakin, bahwa memilih jalan dakwah Alquran, adalah pilihan terbaik untuk kita, keluarga kita, anak keturunan kita, dan semuanya. Kebaikannya akan meluber ke mana saja, ke siapa saja, di dunia hingga akhirat. Insya Allah.

Dipastikan tidak akan cukup jika tulisan singkat ini harus merangkum keseluruhan isi buku tersebut. Karenanya, membacanya secara langsung adalah pilihan yang paling tepat.

Selamat membaca!

Judul Buku: Rumah Tahfizh: sejarah, gerakan, dan dinamika

  membumikan tahfizh Al-Qur’an dari Yogyakarta.

Penulis: Tarmizi As Shidiq

Penerbit: DBN (Daqu Bisnis Nusantara)

Tahun Terbit: Juni 2020

Jumlah halaman: 160 halaman

Reviewer: Muhammad Bisyri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement