REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah Covid-19 yang sedang melanda Indonesia tidak hanya berimbas pada kesehatan masyarakat, namun juga pada perekonomian Indonesia. Banyak usaha-usaha yang merasakan dampaknya, tak hanya di kota tetapi di desa juga turut merasakannya. Salah satu lembaga ekonomi desa yang menjadi kebanggaan desa yakni BUM Desa, saat ini mengalami masa ujian di tengah perkembangannya.
Sejak munculnya Undang-Undang Desa, secara kuantitas BUM Desa bertambah pesat di Indonesia. Dengan bermodalkan semangat gotong royong menjadi landasan terbentuknya BUM Desa-BUM Desa ini. Namun saat ini keberadaan usaha dari BUM Desa mengalami guncangan akibat wabah Covid-19 yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung dalam keberlanjutan usaha BUM Desa.
Dampak Covid-19 dirasakan oleh BUM Desa di berbagai daerah di Indonesia. Sebagai salah satu contoh adalah BUM Desa di Kabupaten Klaten. Informasi yang didapatkan dari Purwoto Nur Wahono yang merupakan Ketua Forum BUM Desa Kabupaten Klaten, dampak yang paling dirasakan yaitu untuk BUM Desa yang memiliki usaha di bidang pariwisata.
Adanya wabah Covid-19 membuat usaha pariwisata BUM Desa terpaksa ditutup sementara. Hal ini dirasakan antara lain oleh BUM Desa Tirta Mandiri di Desa Ponggok, BUM Desa Sinergi di Desa Sidowayah, BUM Desa Tirta Sejahtera di Desa Pluneng dan BUM Desa Gumerah di Desa Gununggajah.
Penutupan usaha pariwisata berimbas pada yang lainnya seperti penutupan homestay, peliburan karyawan dan pengelola BUM Desa, penutupan usaha masyarakat yang berjualan di area wisata, serta hal ini juga berpengaruh terhadap unit usaha BUM Desa lainnya, yakni toko desa yang lokasinya berada di dekat area wisata. Tak hanya berdampak pada BUM Desa yang memiliki usaha pariwisata, hal ini juga dirasakan BUM Desa dengan usaha lain contohnya BUM Desa Kemudo yang memiliki berbagai macam usaha salah satunya usaha
pengelolaan sampah industri.
Isa, Sekretaris BUM Desa Kemudo di Klaten juga menambahkan terkait dampak yang dirasakan BUM Desa akibat wabah ini antara lain aktivitas kerja terganggu, penurunan pendapatan, mundurnya waktu pelaksanaan musyawarah desa, dan penundaan penambahan unit usaha. Isa pun menyebutkan kekhawatirannya akan kondisi ini karena akan menggangu kestabilan BUM Desa dimasa yang akan datang.
Selain Kabupaten Klaten, hal yang sama dirasakan oleh BUM Desa di Kabupaten
Belitung Timur dimana jumlah BUM Desa yang terkena dampak negatif dari adanya wabah Covid-19 di Kabupaten Belitung Timur cukup banyak. Tercatat sebanyak kurang lebih 22 BUM Desa merasakan dampaknya.
Berdasarkan informasi dari Trijono Agus Santosa Tenaga Pendamping Profesional Kabupaten Belitung Timur, dampak dirasakan oleh BUM Desa yang kebanyakan bergerak di bidang usaha pariwisata. Dampak tersebut antara lain penutupan usaha sementara, pengurangan jam operasional usaha, penurunan omset sampai pemberhentian sementara tenaga kerja.