REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini gaya hidup mengurangi konsumsi gula untuk sehari-hari sudah banyak dipahami. Para ahli pun sepakat tentang pengurangan konsumsi gula adalah hal baik yang perlu dilakukan.
Tentunya, mengurangi konsumsi gula adalah tanpa menghentikan konsumsinya. Seorang pakar dan penulis buku makanan sehat, Carolyn Williams, menyebutkan, ada tujuh hal yang akan muncul apabila seseorang mengurangi asupan gula.
Berikut pemaparannya dikutip dari eatwell, Selasa (20/10).
Berat badan turun
Mengurangi asupan gula secara normal menginidikasikan konsumsi total asupan kalori juga berkurang. Satu studi menunjukkan bahwa hal ini bisa berarti penurunan 14 persen dalam total kalori, yang mungkin berarti seseorang mengonsumsi 280 kalori lebih sedikit bila berdasarkan hari 2.000 kalori. Lakukanlah hal ini selama sebulan, maka bisa kehilangan satu hingga 1,5 kilogram berat badan hanya dengan mengurangi gula.
Proses penuaan kulit melambat
Memangkas asupan gula dapat memperlambat laju penuaan kulit. Diet gula mengarah pada produksi AGE atau produk akhir glikasi lanjutan. Senyawa AGE dikaitkan dengan percepatan proses penuaan kulit. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa penurunan asupan gula dapat memperlambat efek penuaan yang dimiliki AGEs untuk penuaan kulit hingga 25 persen.
Cenderung jarang jatuh sakit
Peradangan kronis adalah reaksi kekebalan yang tidak sehat dan tidak normal dalam tubuh yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh bekerja berlebihan. Gula adalah komponen diet utama yang diketahui memperburuk jenis peradangan ini.
Menghilangkan gula dapat membantu meminimalkan peradangan yang ada, serta mencegah peradangan baru. Hal ini bisa meningkatkan fungsi kekebalan secara keseluruhan sehingga tubuh dapat secara efektif melawan patogen, serta mengurangi kerentanan terhadap penyakit.
Hentikan rasa ketagihan makanan manis
Asupan makanan dan minuman manis sering memicu keinginan lebih untuk mengonsumsinya. Hal ini karena gula memicu pelepasan dopamin yang menstimulasi pusat otak, mirip dengan pengaruh obat-obatan adiktif pada otak.
Itu sebabnya, tidak jarang seseorang yang mengonsimsi gula berlebih merasa sakit kepala, cemas, dan ketagihan makan makanan yang manis. Kendalikan ini selama beberapa hari, makan keingin makan makanan manis akan mulai berkurang secara signifikan. Untuk meminimalkan efek samping, pertimbangkan untuk mengurangi asupan gula tambahan.
Turunkan risiko depresi
Kesehatan psikologis yang lebih baik adalah keuntungan lain yang didapatkan ketika mengurangi gula. Asupan gula tambahan yang lebih tinggi dikaitkan dengan kemungkinan yang jauh lebih besar mengalami depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Para peneliti menyebutkan, kecemasan ini berasal dari peradangan di otak yang dipicu oleh indeks glikemik gula yang lebih tinggi. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian menunjukkan bahwa asupan gula tambahan, bukan gula alami atau total karbohidrat, tampaknya menjadi pendorong utama.
Nafsu makan dan rasa lapar akan berkurang
Leptin adalah hormon kunci yang mengatur nafsu makan. Hormon ini memberi tahu otak kapan harus makan, dan kapan harus berhenti.
Tetapi ketika obesitas dan resistensi insulin hadir, penelitian menunjukkan tubuh memproduksi lebih sedikit leptin dan tidak menggunakannya secara efektif. Memperbaiki manajemen glukosa secara perlahan dapat memulihkan aktivitas leptin dalam tubuh, dan mengurangi gula tambahan adalah komponen kunci untuk mewujudkannya.
Memiliki lebih banyak energi
Peningkatan energi secara keseluruhan adalah salah satu manfaat langsung yang mungkin akan dirasakan dari turunnya gula darah. Sementara, gula dapat memberikan dorongan awal dari sumber energi.
Mengganti kalori gula tambahan itu dengan karbohidrat kompleks, serta makanan dengan gula alami dan serat seperti buah, memberikan pasokan energi yang lebih lama dan lebih stabil. Hal itu juga menambah energi menjadi lebih lama, serta tidur lebih nyenyak.