REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Produsen vaksin Covid-19 di Jepang telah menghadapi serangan dunia maya sejak awal April. Kantor Berita Kyodo menegaskan bahwa tidak ada informasi yang bocor.
Perusahaan keamanan informasi Amerika Serikat, CrowdStrike, mengungkapkan serangan itu adalah kasus pertama dari jenisnya di negara itu. CrowdStrike menduga bahwa penyerangnya adalah orang China.
Pusat Kesiapan dan Strategi Keamanan Siber Jepang telah meminta produsen vaksin untuk "meningkatkan kewaspadaan" terhadap serangan serupa. Menurut CrowdStrike, perusahaan vaksin menerima surel yang dilampirkan dengan file yang terkait dengan virus.
Direktur perusahaan yang bertanggung jawab untuk kawasan Asia-Pasifik, Scott Jarkoff, mengaitkan serangan siber tersebut dengan persaingan antarnegara untuk menjadi yang pertama memproduksi vaksin Covid-19.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini ada hampir 190 proyek vaksin yang sedang berlangsung hingga akhir September dan lebih banyak lagi yang sudah memasuki tahap akhir uji coba.
Hampir 40 juta orang di seluruh dunia terdampak oleh pandemi Covid-19 sejak pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, China, Desember lalu. Lebih dari 1,1 juta orang meninggal karena Covid-19.