Rabu 21 Oct 2020 14:49 WIB

Lelah Liputan Gempa Padang, Ditatap Sinis Rombongan Jepang

Saya ketahuan menyusup ke dalam bus rombongan Jepang dan ditatap sinis seisi bis.

Red: Karta Raharja Ucu
M Subroto, Jurnalist Republika
Foto: dok. Republika
M Subroto, Jurnalist Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika

Ranah Minang diguncang gempa 7,6 Skala Richter pada 30 September 2009 sekitar pukul 17.16 WIB. Guncangan dahsyat itu menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah. Tak hanya Kota Padang, ibu kota Sumbar yang luluh lantak, dua kota dan empat kabupaten juga menderita.

Gedung-gedung perkantoran roboh. Satkorlak Penanggulangan Bencana mencatat ratusan ribu rumah rusak. Lebih dari 1.000 orang meninggal dunia.

Tentu saja aku sedih dengan musibah itu. Aku teringat keluargaku di Sawahlunto, 90 kilometer dari Kota Padang. Segera saja aku mengajukan diri untuk meliput gempa itu di Padang. Selain liputan, aku juga beralasan untuk menengok keluarga di Sawahlunto. Walaupun Sawahlunto tak terdampak gempa, tapi aku tetap khawatir dengan keluarga di sana.