REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas calon presiden (capres) di bulan September 2020. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo unggul dengan angka 18,7 persen. Angka tersebut membalap elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sempat unggul di angka 22,2 persen pada Februari 2020 lalu.
"Waktu itu Pak Prabowo unggul 22,2 persen, Ganjar 9,1 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Ahad (25/10).
Pada survei yang digelar bulan Mei 2020, terjadi perubahan. Elektabilitas Prabowo merosot ke angka 14,1 persen. Sementara ganjar merangkak naik menjadi 11,8 persen pada bulan yang sama.
"Di bulan Juli, Pak Prabowo masih tertekan, Ganjar masih naik lagi di bulan Juli dari 11 (persen) sekarang 16 di bulan Juli," ujarnya.
Tidak hanya Ganjar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengalami kenaikan pada bulan Juli. Dari 10,4 persen menjadi 15 persen, meskipun pada bulan September, Anies kembali turun ke angka 14,4 persen.
"Ganjar sama Anies sama Pak Prabowo tidak signifikan secara statistik. Jadi pandemi mengubah konstelasi politik. Sebelum pandemi Pak Prabowo signifikan dibanding calon yang lain," ungkapnya.
Selain Ganjar, Prabowo, dan Anies di tiga besar elektabilitas tertinggi di bulan September, terdapat juga nama lain di bawahnya seperti Sandiaga Uno (8,8 persen), Ridan Kamil (7,6 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,2 persen), Khofifah Indar Parawansa (4 persen), dan Gatot Nurmantyo (1,4 persen).
Politikus PDI Perjuangan Eva Sundari menanggapi hasil survei yang menempatkan kader PDI Perjuangan teratas dalam survei tersebut. Menurut Eva, elektabilitas tersebut diperoleh lantaran Ganjar dianggap sebagai pemimpin yang sukses dalam penanganan covid-19.
"Jadi ini menurutku, faktor yang signifikan karena ya mereka yang bekerja dengan baik untuk mengendalikan covid itu yang kemudian dipersepsi masyarakat yang paling pantas untuuk menjadi capres, jadi faktor utamanya ada di situ," ucapnya.
Kendati demikian, dia berharap, agar hal tersebut tidak ditanggapi berlebihan. Dia meminta, publik agar membiarkan Ganjar fokus bekerja dan berprestasi dalam membangun Jawa Tengah.
"Saya yakin Ganjar enggak (orientasi pilpres), Ganjar tahu lah wilayah langitan di internal PDIP untuk urusan itu, tapi yang bisa dilakukan adalah bekerja sebaik mungkin, sebanyak mungkin untuk mengatasi permasalahan yang sekarang," ucapnya.