REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Kontestasi Pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 2020 di Kota Tangsel terus mendapat sorotan dari berbagai elemen. Ini seiring dengan semakin dekatnya momen pesta rakyat tersebut. Salah satunya dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Tangerang Selatan yang berfokus pada nasib anak.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kota Tangerang Selatan, M. Isram menuturkan, pihaknya meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel untuk merancang pertanyaan yang diajukan kepada para bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel terkait masalah anak. Pasalnya, menurut pengamatannya, tiga pasangan calon (paslon) pemimpin daerah Tangsel belum menyampaikan program seputar anak.
“Kami belum melihat pasangan calon menyampaikan program perlindungan anak, menyampaikan visi misi menyinggung persoalan anak di Tangsel,” kata Isram.
Pembahasan terkait perlindungan anak menurutnya sangat penting dan harus menjadi perhatian. Terlebih Tangsel disebutkan termasuk salah satu kota dengan tingkat kekerasan terhadap anak di Provinsi Banten yang sangat tinggi.
Padahal Tangsel mendapatkan penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (PPA) RI sebagai kota layak anak. Sepatutnya, kata Isram, kondisi itu menjadi evaluasi bagi pemimpin Kota Tangsel untuk benar-benar membangun atmosfer yang nyaman dan ramah bagi anak dengan memenuhi hak-hak mereka.
Dia menekankan pentingnya momen kampanye yang saat ini masih berlangsung untuk para paslon bisa berupaya dalam menekan kasus kekerasan pada anak di Tangsel. “Pokoknya siapapun pemimpin yang terpilih nantinya mampu mengakomodir kepentingan anak dan lebih peka terhadap isu anak,” ujar dia.