Kamis 26 Nov 2020 09:40 WIB

WHO: Orang Dewasa dan Anak Harus Banyak Gerak Saat Pandemi

Orang dewasa harus melakukan aktivitas fisik minimal 2,5 jam per pekan.

WHO: Orang Dewasa dan Anak Harus Banyak Gerak Saat Pandemi. Sejumlah warga berolahraga di bagian luar Stadion Utama, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
WHO: Orang Dewasa dan Anak Harus Banyak Gerak Saat Pandemi. Sejumlah warga berolahraga di bagian luar Stadion Utama, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Semua orang dewasa harus melakukan minimal 150 menit aktivitas fisik yang kuat per minggu, bahkan lebih penting untuk kesejahteraan dan kesehatan mental di era Covid-19. Disarankan agar anak-anak dan remaja memiliki rata-rata satu jam latihan fisik setiap hari dan membatasi waktu di depan layar elektronik.

Dan orang-orang dari segala usia harus mengompensasi perilaku menetap yang semakin meningkat dengan aktivitas fisik untuk menangkal penyakit dan memperpanjang masa hidup mereka. WHO meluncurkan kampanye "Every Move Counts".

Baca Juga

"Meningkatkan aktivitas fisik tidak hanya membantu mencegah dan mengelola penyakit jantung, diabetes tipe-2 dan kanker, tetapi juga mengurangi gejala depresi dan kecemasan, mengurangi penurunan kognitif termasuk Alzheimer dan meningkatkan daya ingat," kata Direktur WHO untuk Promosi Kesehatan kepada media Ruediger Krech, Rabu (25/11).

Namun, satu dari empat orang dewasa dan empat dari lima remaja secara mengejutkan tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup. Aktivitas tersebut meliputi berjalan kaki, bersepeda, berkebun, dan bersih-bersih.

"Pedoman ini menekankan apa yang dialami banyak orang selama pembatasan Covid yang diterapkan di seluruh dunia. Menjadi aktif setiap hari tidak hanya baik bagi tubuh kita tetapi juga kesehatan mental kita," kata Kepala Unit Aktivitas Fisik WHO Fiona Bull.

"Telepon teman dan lakukan kelas online bersama, bantu anggota keluarga Anda, lakukan sebagai keluarga. Dan kapan pun Anda bisa, keluarlah," katanya.

Penelitian tentang efek buruk dari perilaku menetap telah berkembang dalam dekade terakhir, mengarah pada saran baru. “Itu membatasi waktu duduk, dan melakukan lebih banyak aktivitas untuk mengimbangi waktu duduk, terutama bagi mereka yang melakukan banyak duduk santai, termasuk banyak orang yang memiliki lingkungan kerja berbasis kantor,” katanya.

Anak-anak juga direkomendasikan membatasi waktu duduk, terutama waktu di depan layar. Wanita hamil dan ibu yang menjalani masa nifas termasuk dalam rekomendasi 150 hingga 300 menit aktivitas aerobik sedang hingga berat per minggu untuk orang dewasa.

Ini membawa manfaat kesehatan bagi ibu dan bayinya, menurut Juana Willumsen, petugas teknis WHO. "Misalnya ada penurunan 30 persen diabetes gestasional di antara wanita yang aktif secara fisik selama kehamilan," katanya.

Orang dewasa di atas 65 tahun disarankan menambah penguatan otot dan aktivitas yang berfokus pada keseimbangan dan koordinasi untuk membantu mencegah jatuh nanti. Perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan atau pinggul yang melacak aktivitas fisik sangat membantu untuk semua.

"Memantau seberapa aktif Anda menjadi masukan yang sangat bagus. Itu penting karena kita cenderung berpikir kita mungkin lebih aktif. Kita cenderung meremehkan berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk duduk-duduk," katanya. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement