Sabtu 05 Dec 2020 10:43 WIB

Warga AS Rata-Rata Masih Enggan ke Bioskop Hingga 2021

Bioskop di Amerika Serikat sepertinya masih suram setahun ke depan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Cinemark, jaringan teater nomor tiga terbesar di AS mengonfirmasi bahwa mereka tetap buka selama pandemi.
Foto: cinemark.com
Cinemark, jaringan teater nomor tiga terbesar di AS mengonfirmasi bahwa mereka tetap buka selama pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah survei terbaru menyebutkan bahwa 2021 masih menjadi tahun yang buruk bagi industri bioskop. Jajak pendapat dari Deloitte Digital Media Trends ini dilakukan dengan menanyakan kepada konsumen di AS bagaimana perasaan mereka saat menonton film di bioskop pada 2021.

Survei dilakukan pada Oktober 2020 dengan melibatkan 1.100 konsumen AS. Hasilnya, sebanyak 71 persen konsumen mengatakan bahwa mereka tidak akan nyaman pergi ke bioskop dalam satu bulan ke depan. Sementara itu, lebih dari setengahnya mengatakan bahwa mereka tidak ingin menonton film di bioskop dalam enam bulan ke depan. Hanya 18 persen konsumen AS yang menonton film di bioskop sejak pandemi Covid-19 dimulai.

Baca Juga

"Setelah pandemi selesai, tidak jelas apa peran bioskop dalam industri hiburan atau sejauh mana sistem rilis film akan terganggu. Tapi bioskop mungkin tetap berperan, meski bukan peran utama,” kata laporan Deloitte seperti dilansir laman Variety pada Sabtu (5/12).

Wakil Ketua Deloitte, Kevin Westcott, menyatakan bahwa bioskop tidak akan pulih hingga menjelang kuartal ketiga 2021. Bioskop diprediksi kembali normal ketika vaksin Covid-19 tersedia secara luas dan orang-orang merasa aman.

"Setiap krisis dalam bisnis hiburan telah mempercepat tren yang sudah ada. Saya berpendapat bahwa tingkat persaingan berikutnya adalah seputar pengalaman konsumen,” kata Westcott.

Pasca pandemi, kapanpun itu terjadi, 35 persen konsumen mengatakan bahwa preferensi mereka pasti atau mungkin menonton film di bioskop. Selama fase awal Covid-19, Deloitte menemukan bahwa 22 persen konsumen telah berlangganan film video on demand (VOD), dan 90 persen dari mereka akan memperpanjang langganannya.

Pada tahun 2021, diharapkan banyak perusahaan media melakukan eksperimen dan memperkenalkan tingkatan baru termasuk layanan streaming dengan gratis. Menurut survei Deloitte, dua alasan utama yang mendorong konsumen mempertahankan layanan streaming adalah mendapat potongan harga, versi layanan yang didukung iklan (28 persen), dan faktor film eksklusif atau konten TV (27 persen).

Ketidakpastian kapan bioskop akan beroperasi kembali membuat studio mengambil langkah alternatif. Pekan ini, Warner Bros mengumumkan bahwa semua film yang dijadwalkan tayang pada tahun 2021 akan diputar secara streaming di HBO Max bersamaan dengan pemutaran di bioskop.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement