Senin 14 Dec 2020 20:31 WIB

Perpusnas: Proses Belajar secara Daring Dorong Literasi

Selama belajar daring, anak dapat dibiasakan dengan kegiatan membaca dan menulis.

Rep: Novita Intan/ Red: Ratna Puspita
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.
Foto: Republika / Darmawan
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses belajar daring selama pandemi Covid-19 dapat mendorong literasi anak. Sebab, anak-anak dapat dibiasakan dengan kegiatan membaca dan menulis selama proses belajar daring. 

“Mendidik anak dengan menanamkan kebiasaan membaca sama halnya membangun psikologi anak dan kesadaran orang tua tentang tanggung jawab mendidik serta menumbuhkan literasi,” ujar Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando dalam keterangan resmi, Senin (14/12).

Baca Juga

Dia mengatakan anak-anak yang awalnya suka membaca buku dapat menjadi penulis. Bacaan favorit akan memengaruhi kepribadian anak-anak dan menggambarkan masa depan.

Selain itu, kemampuan berbahasa dapat meningkat terlebih jika buku-buku mengandung bahasa asing dan banyak memengaruhi anak di zaman sekarang. Namun, ia juga mengingatkan agar tetap dilakukan pengawasan dan filtrasi bacaan yang berisi adab dan budaya asing.

Ia juga berpesan agar jangan jejali anak dengan banyak keterampilan yang malah membuat mereka kurang fokus. Cukup ajari mereka satu keterampilan tetapi mampu dilatih dengan konsisten.

“Kemampuan inteligensia (IQ) hanya menentukan keberhasilan 10 persen, sisanya 90 persen dari kerja keras,” ucapnya.

Sementara penulis Febi Desa Anggarini mengatakan, perkembangan anak diawali dengan fokus menyimak, dan mendengarkan. Jika perasaan senang sudah terbentuk maka itu akan memudahkan stimulus kedekatan antara anak dan orang tua. 

Hal itu akan memberikan kebahagiaan dan menyehatkan jiwa anak. “Lakukan sikap kedisiplinan dan berulang pada setiap fase perkembangan anak,” ujar Febi.

Namun, Febi mengingatkan sejumlah problema yang acapkali ditemukan pada fase perkembangan anak. Misalnya, anak yang terlalu aktif, mudah bosan, sensitif, dan emosional.

Salah satu solusi ketika terjadi hal demikian adalah mengalihkan perhatian anak dengan kegiatan menarik, seperti membaca atau melatih kemampuan menulis. Orang tua disarankan mengajak anak membaca buku yang menjadi favoritnya karena cara itu dapat melatih dan mempengaruhi kepribadiannya.

“Sekaligus menggambarkan masa depan si anak,” ucap psikolog dan penulis buku, Sinta Yudisia.

Selain dengan mengajak anak membaca ketika si anak mengalami problematika, lagu yang didengar oleh anak bisa menjadi solusi alternatif karena lagu memiliki lirik yang bermakna. “Literasi tidak selalu tentang buku terkait apa yang dibaca dan diserap maknanya. Mendengarkan lagu pun bisa,” kata ahli bibliotherapy Nanik Setianti.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement