REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Teguh Setiawan, Mantan Wartawan Republika
Inilah jejak tulisan mengenai polemik soal kedelai yang terjadi sewaktu era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yuhdoyono. Kala itu suasana sama dengan sekarang. Pengrajin tahu dan tempe mogok berproduksi karena harga kedelai terus membumbung.
Tapi berbeda dengan sekarang yang terkesan harga kedelai mendadak naik dengan cepat, dahulu kenaikkah harga itu bertahap. Minimal tidak secepat atau ngebut seperti sekarang. Ini pun makin aneh terasa, sebab sekarang ini kurs dolar AS terhadap rupiah terlihat cendurung turun.
Adanya hal itu, saya yakin pasti ada masalah dirantai perdagangan impor kedelai. Entah soal ini dari negara produsen, yakni negara di Canada, Amerika atau Brasil. Maupun juga akibat adanya permainan para perantara, baik importir atau tengkulak kelas menengah. Mereka bisa saja nekad menahan barang dengan tujuan menaikkan harga. Ini yang sampai sekarang belum jelas juntrungnya.