Sementara itu, di ayat 15 Allah tidak lagi menyebut pasangan sebagai musuh, namun hanya menyebut anak dalam derivasi lain yakni sebagai fitnah (ujian). Sebab, lanjut Quraish Shihab karena ujian dari anak-anak lebih besar daripada ujian melalui pasangan-- karena anak-anak lebih berani menuntut dan lebih kuat merayu daripada pasangan.
Kebanyakan pula, baik suami maupun isteri tidak kuasa menolak permintaan anak karena dilandasi rasa cinta maupun kasih sayang padanya. Bisa jadi pula, dari anaklah orangtua diuji keimanan dan ketabahannya baik karena penyakit yang diderita anak ataupun sikap/ perilaku (akhlak) anak.
Faktor terakhir yang tertulis di atas memang seringkali menguji kesabaran orangtua. Terlebih di masa perkembangan teknologi seperti hari ini dimana orangtua tidak bisa lagi menerapkan pola asuh yang sama dengan orangtua zaman dulu. A
nak zaman now yang dimanjakan dengan teknologi serba instan, harus didekati dengan jurus-jurus mempan. Salah satunya dengan ihsan.
Mengapa ihsan?