Senin 08 Feb 2021 15:49 WIB

Ilmuwan Buka Misteri Einsteinium, Apa Itu?

Unsur einsteinium hampir tidak pernah didengar meski namanya diambil dari Einstein.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
tabel periodik
Foto: Shuttershock.com
tabel periodik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Ilmuwan mulai berhasil mempelajari einstenium. Einsteinium adalah salah satu unsur kimia, yang namanya hampir tidak pernah didengar, meskipun, diambil dari nama ilmuwan Albert Einstein. Unsur ini pertama kali muncul di puing-puing ledakan bom hidrogen pertama pada tahun 1952.

Para peneliti yang dipimpin oleh Rebecca J. Abergel di Lawrence Berkeley National Laboratory di Kalifornia, saat ini sedang meneliti beberapa sifat kimia dasar Einsteinium. Memiliki 99 proton dan 99 elektron, einsteinium berada di bawah tabel periodik unsur kimia, antara californium dan fermium. Einsteinium bersifat sangat radioaktif.

Baca Juga

Unsur kimia ini dapat diproduksi di beberapa reaktor nuklir khusus, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Dalam makalah yang ditulis di jurnal Nature, Abergel menggambarkannya sebagai puncak dari rangkaian panjang peristiwa yang tidak menguntungkan.

Saat melakukan rancangan eksperimen dan prosedur keselamatan untuk menangani unsur radioaktif, koleganya yang bernama Oak Ridge memberi tahu mereka bahwa sama sekali tidak akan ada einsteinium. Namun, sepekan berselang, pihak Oak Ridge melaporkan bisa menghasilkan sedikit einstenium untuk dilakukan penelitian.

"Tapi Anda hanya mendapatkan sepertiga dari apa yang Anda pikirkan,’’ kenang Abergel dikutip The New York Post, Senin (8/2).

Jumlah itu, hanya sekitar 250 nanogram, atau 250 miliar gram - kurang dari seperseratus juta ons. Lebih buruk lagi, sampel yang diterima para peneliti Berkeley sangat terkontaminasi dengan, californium.

Menurut Abergel, hal itu bisa menggagalkan rencana awal untuk menumpuk einstenium menjadi kristal dan menerangi sifat kimia elemen itu dengan sinar-x sebelum memeriksa pantulan sinyal.

Karenanya, mereka mulai beralih ke struktur molekul besar yang pada dasarnya bekerja untuk menahan atom einsteinium, dan mengikatnya di delapan tempat. Tetapi, untuk mempelajari struktur ini, mereka mengaku perlu menggunakan pusat penelitian yang berbeda, setidaknya di SLAC National Accelerator Laboratory di sisi lain Teluk San Francisco.

"Karena kami memiliki begitu banyak protokol keselamatan," jelas dia.

Lab tempat lahirnya bom atom itu, akan digunakan beberapa waktu oleh tim Abergel untuk melakukan eksperimen mereka. Dalam prosesnya, mereka sedang menyelidiki isotop einsteinium yang memiliki 155 neutron selain 99 proton di nukleusnya. Itu adalah versi einsteinium terpanjang kedua, dengan waktu paruh 276 hari.

Selama percobaan di SLAC, mereka mulai mengukur panjang ikatan molekul antara einsteinium dan delapan atom di cakar molekul yang menahannya. Panjangnya, ternyata sekitar 2,38 angstrom. Satu angstrom adalah seperseratus juta sentimeter.

Tidak seperti unsur yang lebih ringan, muatan positif yang besar dalam einsteinium dan unsur berat lainnya Abergel klaim menyebabkan elektron bergerak dengan kecepatan yang mencapai sebagian kecil dari kecepatan cahaya. Itu berarti, efek dari teori relativitas khusus Einstein juga sangat perlu diperhitungkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement