REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor pariwisata termasuk salah satu yang terpukul akibat pandemi Covid-19 lantaran anjuran pembatasan perjalanan hingga imbauan tidak berkerumun. Karena itu, pemerintah mengusulkan GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) digunakan untuk sektor pariwisata.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/ BRIN), Bambang Brodjonegoro mengusulkan GeNose C19 buatan UGM sebagai alat untuk screening para pengunjung tempat wisata, termasuk hotel. Karena memiliki kelebihan yang mudah digunakan, nyaman, dan cepat dilihat hasilnya.
"Kenapa? Karena GeNose ini adalah alat screening. Tujuan GeNose adalah mencegah orang yang positif ada di antara kita," ujar Bambang saat mengisi konferensi pers virtual Hybrid Launching Genose C19: Inovasi Indonesia untuk Kepariwisataan Indonesia, Jumat (19/2).
Menurut Bambang, GeNose ideal ditempatkan di tempat wisata, hotel, pabrik yang mempekerjakan ratusan atau ribuan orang per hari. Juga di gedung kantor yang juga tempat mencari nafkah ratusan orang.
Ia mengaku, GeNose memang tidak didesain untuk mendeteksi virusnya, melainkan mendeteksi orang yang sudah terpapar virus melalui embusan napas. Sebab dalam hembusan napas ada satu senyawa organik volatil (VOC) yang bisa membedakan apakah seseorang baik-baik saja, tidak punya penyakit ketika bernapas atau terkena Covid-19, tuberkulosi, atau penyakit lainnya.