REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bermain video game membuat remaja laki-laki yang berusia 11 tahun cenderung tidak menunjukkan gejala depresi. Namun, secara keseluruhan video game juga memiliki efek positif dan negatif pada kesehatan mental anak.
Dilansir dari zmescience pada (19/2), sebuah tim peneliti yang melibatkan dari UCL, Karolinska Institutet (Swedia) dan Baker Heart and Diabetes Institute (Australia) meninjau data dari 11.341 remaja yang merupakan bagian dari Millennium Cohort Study. Ini adalah sebuah sampel perwakilan nasional dari kaum muda yang telah terlibat dalam penelitian sejak itu.
Responden lahir di Inggris pada tahun 2000 sampai 2002. Para peneliti bertanya kepada remaja di usia 11 tahun tentang berapa banyak yang mereka habiskan untuk media sosial, video game dan aktivitas internet lainnya. Kemudian, pada usia 14 tahun mereka bertanya lagi tentang gejala depresi.
Setelah memperhitungkan faktor lain yang dapat memengaruhi hasil (seperti status sosial ekonomi, aktivitas fisik, atau laporan penindasan), para peneliti melihat bagaimana gejala depresi dikaitkan dengan kebiasaan layar. Pada usia 14 tahun anak laki-laki yang bermain video game hampir setiap hari memiliki gejala depresi 24 persen lebih sedikit daripada anak laki-laki yang bermain video game kurang dari sekali sebulan.
Efek ini tidak diamati pada anak perempuan. Meskipun tidak jelas mengapa ini terjadi, para peneliti menghubungkannya dengan pola penggunaan layar yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.