Senin 15 Mar 2021 17:36 WIB

UMM Pacu Mahasiswa Terus Berprestasi Melalui Student Day

Potensi mahasiswa yang heterogen dan kompleks harus dikembangkan dengan baik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Student Day secara daring dan luring, Ahad (14/3).
Foto: dok. Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Student Day secara daring dan luring, Ahad (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menegaskan akan terus memacu mahasiswanya untuk berprestasi sekalipun di situasi pandemi. Salah satu usahanya dengan menggelar Student Day, pada Ahad (14/3).

Pada agenda Student Day, sebagian besar peserta ikut secara daring di kediaman masing-masing. Sebagian lainnya hadir secara luring di Dome UMM dengan protokol kesehatan yang ketat. Di kegiatan tersebut, turut hadir CEO ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

Baca Juga

Rektor UMM, Fauzan menjelaskan, Student Day merupakan program rutin yang sudah lama UMM lakukan. "Salah satu dasar pelaksanaan agenda ini adalah bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi, baik potensi intelektual maupun minat dan bakat," kata Fauzan.

Menurut Fauzan, potensi mahasiswa yang heterogen dan kompleks harus dikembangkan dengan baik. Dengan harapan agar mereka mampu berprestasi di tingkat regional, nasional bahkan juga internasional.

Ia juga menerangkan, hidup yang dimiliki harus tetap berperstasi meskipun di tengah pandemi. Oleh sebab itu, UMM mengundang Ary Ginanjar untuk memberikan motivasi agar bisa menjadi stimulan para mahasiswa baru. Fauzan mendorong mahasiswa bisa segera memahami situasi kemudian melakukan hal yang dianggap strategis ke depannya.

Di kesempatan serupa, Ary Ginanjar, menyampaikan umat manusia khususnya para mahasiswa baru kini menghadapi Volatility, Complexity, Urcentainty dan Ambiguity (VUCA) era. Situasi yang mengalami perubahan sangat cepat dan cenderung tidak bisa ditebak. Perubahan-perubahan ini harus segera ditangkap sehingga bisa beradaptasi dengan cepat.

Menjawab persoalan VUCA era, Ary memberikan solusi dengan sebutan super agility. Ada lima super agility yang harus dimiliki oleh mahasiswa baru. Pertama, change agility, yakni mereka harus bisa beradaptasi dengan perubahan apapun.

Ada juga yang dinamakan dengan mental agility. "Mahasiswa dituntut untuk bisa bertahan dalam kondisi apapun, bahkan di situasi yang berat,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (15/3).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement