REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Studi terbaru menemukan hubungan antara aspirin dosis rendah dan penurunan keparahan akibat Covid-19. Peneliti Universitas George Washington menemukan aspirin dosis rendah dapat mengurangi kebutuhan penggunaan ventilator mekanis, masuk ICU dan kematian di rumah sakit pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Hasil akhir yang menunjukkan efek perlindungan paru dari aspirin telah dipublikasikan di Anesthesia & Analgesia, dilansir di News Medical, Kamis (18/3). "Ketika kami mempelajari tentang hubungan antara pembekuan darah dan Covid-19, kami tahu bahwa aspirin, digunakan untuk mencegah stroke dan serangan jantung, dapat menjadi penting untuk pasien Covid-19. Penelitian kami menemukan hubungan antara aspirin dosis rendah dan penurunan keparahan Covid-19 dan kematian," kata Direktur Anestesiologi dan Perawatan Kritis di GW School of Medicine and Health Sciences, Jonathan Chow.
Lebih dari 400 pasien yang dirawat dari Maret hingga Juli 2020 ke rumah sakit di seluruh Amerika Serikat, termasuk di GW Hospital, University of Maryland Medical Center, Wake Forest Baptist Medical Center dan Northeast Georgia Health System, dilibatkan dalam penelitian ini.
Setelah disesuaikan dengan demografi dan komorbiditas, penggunaan aspirin dikaitkan dengan penurunan risiko ventilasi mekanis (pengurangan 44 persen), masuk ICU (pengurangan 43 persen), dan kematian di rumah sakit (penurunan 47 persen). Tidak ada perbedaan dalam perdarahan mayor atau trombosis nyata antara pengguna aspirin dan non-aspirin.
Temuan awal pertama kali diterbitkan sebagai pracetak pada musim gugur 2020. Sejak itu, penelitian lain telah mengkonfirmasi dampak aspirin terhadap pencegahan infeksi dan pengurangan risiko Covid-19 parah dan kematian.
Chow berharap penelitian ini mengarah pada lebih banyak penelitian tentang apakah ada hubungan sebab akibat antara penggunaan aspirin dan pengurangan cedera paru pada pasien Covid-19. "Menemukan hubungan ini adalah kemenangan besar bagi mereka yang ingin mengurangi risiko dari beberapa efek Covid-19 yang paling menghancurkan," kata Chow.
Apalagi aspirin harganya murah, mudah didapat dan jutaan orang sudah menggunakannya untuk merawat kondisi kesehatan mereka.