REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Gamer muda Dubai mengadakan kompetisi eSports regional virtual. Mereka berusaha menjadi pemain utama dalam industri bernilai miliaran dolar.
Ekspatriat India Saad Khan mengatakan dia menyadari ada peluang besar dalam mempromosikan e-Sports di wilayah tersebut empat tahun lalu. Ketika itu, dia melihat orang-orang berkerumun di kafe-kafe siber yang berkembang pesat di Dubai.
Saat itulah Khan, yang memiliki latar belakang teknologi yang kuat, memutuskan mendirikan Gamers Hub Media Events (GHME) untuk menjadi tuan rumah turnamen e-Sports di Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Kami di sini untuk para gamer, kami di sini untuk sponsor kami dan kami di sini untuk memberikan pengalaman terbaik,” kata Khan, 45 tahun yang merupakan CEO perusahaan, dilansir dari Malay Mail, Senin (5/4).
Dalam upaya untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak. Uni Emirat Arab dan pasukan ekspatriat mudanya dalam beberapa tahun terakhir telah terjun ke berbagai sektor, termasuk olahraga dan teknologi.
Industri gim global dan media interaktif tumbuh 12 persen menjadi 139,9 miliar tahun lalu, menurut perusahaan analisis data Nielsen. Sementara di Teluk, pasar gim diperkirakan akan mencapai 821 juta tahun ini. UEA dan Arab Saudi sebagai pemain terbesar, menurut perusahaan konsultan Strategy&.
Pembentukan Ekosistem
“Ada nilai sponsor yang sangat besar yang telah meningkat .. jumlah pemain telah meningkat, dan saya juga melihat banyak tim yang dibentuk, yang tidak pernah terjadi sebelumnya,” kata Khan, yang menolak untuk mengungkapkan keuntungan GHME.
Perusahaan memiliki kemitraan dengan Intel, Dell Alienware, Lenovo Legion dan Omen oleh HP dan tahun lalu mendapatkan kesepakatan dengan pembuat mobil mewah Jerman BMW, yang mensponsori turnamen gim di wilayah tersebut.
GHME akan memperluas jangkauannya lebih jauh dengan membuka kantor di Spanyol, India dan Afrika Selatan.
Bagi Hazi Beydoun, seorang penggemar gim yang memimpin pengembangan bisnis di GHME, masa depan e-Sports di Timur Tengah menjanjikan, dengan bakat-bakat utama bermunculan di Lebanon, Yordania, Mesir, Arab Saudi dan UEA.
“Kami memiliki banyak pemain di sini dengan banyak talenta yang kurang mendapat dukungan, tetapi dukungan ini sekarang datang. Sedikit demi sedikit, ekosistem gim terbentuk dan akan meningkat serta tumbuh,” ujarnya.
Perusahaan yang berbasis di Dubai, Boss Bunny Games, sekarang menjadi bagian dari ekosistem itu. Perusahaan itu berencana untuk meluncurkan apa yang menurut UEA adalah video gim pertama yang terinspirasi oleh budaya Teluk.
Ditetapkan untuk dirilis akhir tahun ini, gim ini akan menampilkan karakter Emirat dari kartun anak-anak lokal populer “Freej”, yang berkisah tentang empat wanita Emirat tua dengan pakaian tradisional lengkap, yang tinggal di Dubai modern.