REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktif bergerak saja belum cukup untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun mental. Berdasarkan studi terbaru di antara pasien psikiatri, dibutuhkan gerakan dan destinasi yang bervariasi setiap hari untuk meningkatkan kondisi kesehatan mental seseorang.
Riset digagas peneliti dari University Psychiatric Clinics di Basel, Swiss. Menurut penelitian tersebut, semakin beragam aktivitas dan lokasi yang dikunjungi, kondisi mental peserta semakin baik.
Dalam artian, mereka merasa lebih baik mengenai kesejahteraan emosional dan psikologis, meskipun masih memiliki gejala kesehatan mental seperti sebelumnya. Studi melibatkan 106 pasien kesehatan mental, yang dilakukan sebelum pandemi.
Kondisi kesehatan mental yang diidap peserta antara lain gangguan afektif, gangguan kecemasan, gangguan mood, gangguan kepribadian, dan gangguan obsesif-kompulsif. Ada pasien rawat inap, rawat jalan, atau perawatan rutin di institusi medis.
Selama sepekan, peserta diminta membawa ponsel ekstra yang dilengkapi GPS untuk melacak pergerakan mereka. Peserta juga menyelesaikan beberapa survei tentang kesejahteraan subjektif, fleksibilitas psikologis, dan gejala kesehatan mental.
Lebih banyak gerakan dan variasi gerakan yang beragam dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan emosional yang lebih tinggi. Begitu pula fleksibilitas psikologis yang dilacak pada para peserta.
"Hasil kami menunjukkan bahwa aktivitas saja tidak cukup untuk mengurangi gejala gangguan mental, tetapi setidaknya dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif," kata salah satu peneliti, psikolog klinis Andrew Gloster.
Tahun lalu, penelitian lain terhadap 67 peserta menemukan bahwa aktivitas sehari-hari membuat orang merasa lebih waspada dan energik. Contoh kegiatan fisik itu seperti berjalan ke halte atau naik-turun tangga.
Mencari tahu bagaimana menerapkan pengetahuan ini untuk mencegah dan mengobati masalah kesehatan mental butuh berbagai tahapan. Akan tetapi, gerakan sederhana sehari-hari sama sekali bukan hal berbahaya untuk memulai.
"Saat ini, kita mengalami pembatasan terhadap kehidupan publik dan kontak sosial, yang dapat berdampak buruk pada kesejahteraan. Untuk merasa lebih baik, cobalah lebih sering naik-turun tangga," kata ahli saraf Heike Tost.
Pergi ke luar seperti taman sekitar rumah juga sangat berperan. Sering beraktivitas di alam terbuka saat usia anak-anak telah terbukti memicu kesehatan mental yang lebih baik ketika tumbuh dewasa, selain manfaatnya untuk kesehatan fisik, dikutip dari laman Science Alert.