Sabtu 10 Apr 2021 07:15 WIB

Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna Berdasarkan Studi

82 persen warga AS rasakan efek samping vaksin Covid-19 Moderna.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
82 persen warga AS rasakan efek samping vaksin Covid-19 Moderna.
Foto: EPA-EFE/EDUARDO MUNOZ
82 persen warga AS rasakan efek samping vaksin Covid-19 Moderna.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Efek samping setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 merupakan hal lumrah. Namun, studi terbaru mengungkap efek samping yang lebih terlihat pada jenis vaksin tertentu, yang terbit di Journal of the American Medical Association (JAMA).

Sebanyak 82 persen warga Amerika Serikat (AS) melaporkan adanya reaksi setelah pemberian vaksin Moderna dosis kedua. Sementara, ada 74 persen responden yang merasakan reaksi beragam setelah injeksi vaksin kali pertama.

Baca Juga

Sejumlah reaksi yang dilaporkan termasuk rasa nyeri, kemerahan, bengkak, atau gatal di tempat suntikan. Rasa nyeri dilaporkan paling banyak. Ada 78 persen pasien yang melaporkannya usai dosis kedua dan 71 persen setelah suntikan pertama.

Menurut para pakar, aneka reaksi di tempat suntikan masih wajar dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Tidak cuma efek samping Moderna, vaksin Pfizer juga memberikan reaksi serupa, meskipun angka reaksi Moderna lebih tinggi.

Studi meninjau laporan hampir dua juta orang yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna. Penerima vaksin Pfizer yang melaporkan reaksi di area tubuh menerima suntikan sebanyak 65 persen dan 69 persen setelah suntikan pertama dan kedua.

Data efek samping vaksin yang dianalisis dalam laporan dihimpun melalui program v-safe besutan Pusat Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Mereka menyoroti persentase vaksin Moderna yang lebih tinggi, tapi tak mencemaskan.

"Persentase tercatat lebih besar dari peserta yang menerima vaksin Moderna dibanding vaksin Pfizer-BioNTech, melaporkan reaktogenisitas (reaksi yang terjadi segera setelah vaksinasi), pola ini lebih terlihat setelah dosis kedua," kata mereka.

Perbedaan cukup drastis dalam persentase itu ada pada efek samping kedinginan yang dirasakan pasien. Hanya 22 persen penerima vaksin Pfizer yang melaporkan kedinginan usai dosis kedu, tapi penerima vaksin Moderna hampir dua kali lipat, 40 persen.

Sementara, terdapat 64 persen warga AS yang melaporkan efek samping sistemik (bukan di tempat suntikan) usai mendapat suntikan kedua Pfizer. Untuk vaksin Moderna, jumlahnya sebesar 75 persen dengan reaksi yang serupa.

Beberapa bentuknya termasuk kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam, mual, muntah, diare, sakit perut, dan ruam. Berdasarkan laporan studi tersebut, semuanya lebih umum dialami pasien yang mendapat vaksin Moderna.

Selain itu, efek samping vaksin lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda. Studi menemukan, orang yang berusia di atas 65 tahun lebih kecil kemungkinannya mengalami efek samping dibandingkan orang di bawah 65 tahun dengan salah satu vaksin. 

Namun, semua kelompok umur penerima kedua vaksin lebih mungkin untuk mengalami efek samping usai pemberian dosis kedua. Prediksi alasannya yakni karena sistem kekebalan cenderung memburuk dari waktu ke waktu, seiring usia.

Artinya, tubuh orang dewasa yang lebih tua tidak bekerja keras melindungi dari penjajah asing, termasuk vaksin. Itu sebabnya efek samping vaksin lebih banyak dirasakan orang dewasa yang lebih muda, dikutip dari Best Life Online, Jumat (9/4).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement