REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Menurut riset terbaru, Budesonide dalam bentuk obat hirup (inhaler) terlihat dapat memperpendek masa pemulihan penderita Covid-19 yang tak menjalani rawat-inap di rumah sakit. Inhaler budesonidemerupakan obat yang umum digunakan dalam terapi asma.
Berdasarkan studi, penggunaan budesonide pada penderita Covid-19 berusia di atas 50-an dapat mempersingkat masa pemulihan rata-rata hingga tiga hari. Penggunaan inhaler budesonide bahkan sudah dimasukkan ke dalam panduan penanganan Covid-19 terbaru dari National Health Service (NHS) Inggris. Berdasarkan panduan terbaru ini, inhaler budesonide dapat diberikan kepada pasien dengan pertimbangan kasus per kasus.
"Saya pikir temuan ini memiliki implikasi signifikan terhadap dunia, mengingat ini pertama kalinya sebuah terapi menunjukkan manfaat bagi pasien (Covid-19)," ujar Profesor Gail Hayward dari Oxford University, selaku co-principal investigator dalam studi, seperti dilansir Independent.
Studi Principle yang dilakukan peneliti melibatkan 751 pasien Covid-19 bergejala. Mereka menjalani perawatan Covid-19 di rumah selama 14 hari dengan menggunakan budesonide. Dalam kurun waktu tersebut, pasien diminta menghirup inhaler budesonide 800 mikrogram dua kali sehari.
Peneliti juga melibatkan 1.028 pasien Covid-19 lain dalam kelompok kontrol sebagai pembanding. Para pasien Covid-19 ini menjalani pengobatan Covid-19 standar NHS.
Para pasien dalam studi ini dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pasien berusia di atas 65 tahun dan kelompok pasien berusia 50-64 tahun dengan komorbid seperti sistem imun lemah, penyakit jantung, dan penyakit paru.
Pasien-pasien yang menerima budesonide memiliki rata-rata waktu pemulihan 3.01 hari lebih pendek dibandingkan kelompok kontrol. Manfaat ini dinilai dapat membantu kelompok berisiko tinggi untuk bisa pulih lebih cepat.
Joint Chief Investigator Profesor Richard Hobbs mengatakan terapi ini berbeda dengan terapi Covid-19 lain yang sudah mendapatkan persetujuan. Alasannya, budesonide efektif digunakan sebagai terapi di rumah dan di tahap awal terjadinya Covid-19.
"Ini merupakan sebuah pencapaian besar dalam penelitian berbasis komunitas," jelas Profesor Hobbs.
Hingga saat ini, tim peneliti baru memiliki data hasil pemantauan para pasien selama 28 hari. Tim peneliti mengatakan mereka akan melanjutkan pemantauan dengan waktu yang lebih panjang agar bisa mendapatkan pemahaman terkait dampak obat ini terhadap kasus long Covid.
Studi ini juga memberikan indikasi awal bahwa penggunaan budesonide dapat mencegah rawat-inap pada kasus Covid-19. Angka pasien yang membutuhkan rawat inap tampak lebih rendah pada kelompok yang menerima budesonide dibandingkan kelompok kontrol, yaitu 8,5 persen dibandingkan dengan 10,3 persen.