Oleh : Andri Saubani*
REPUBLIKA.CO.ID, Potongan video yang menampilkan berjubelnya Pasar Tanah Abang pada Sabtu (1/5) akhir pekan lalu viral di media sosial. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut angka 87 ribu orang tumpah di Tanah Abang pada hari itu. Pemprov DKI Jakarta kecolongan, meski Anies lebih memilih dalih bahwa pihaknya tidak memprediksi ‘serbuan’ massa yang kemudian diresponsnya dengan berbagai kebijakan pembatasan aktivitas di Tanah Abang untuk ke depannya.
Anies enggan mengira penyebab mengapa Pasar Tanah Abang bisa mendadak membeludak. Namun, sepertinya, Idul Fitri yang tinggal 10 hari lagi jadi momentum masyarakat untuk pergi ke Tanah Abang mencari keperluan Lebaran, khususnya sandang, seperti pakaian dan alat sholat. Apalagi, akhir pekan lalu adalah yang terakhir menjelang masa pelarangan mudik (6 Mei). Dengan demikian, bisa jadi, sebagian dari mereka yang berjubel di Tanah Abang adalah para calon pemudik yang mencari oleh-oleh sebelum pulang ke kampung halaman.
Lautan manusia berdesakan di pasar grosir terbesar di Asia Tenggara pada Sabtu lalu, meski sebagian besar dari mereka menggunakan masker, terlihat mengerikan dalam konteks pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga usai. Jangankan selesai, beberapa negara bahkan tengah menghadapi gelombang serangan infeksi yang kesekian. India sampai bahkan disebut sedang dihantam tsunami Covid-19 karena tengah berada di puncak kurva dengan angka infeksi dan kematian yang dari hari ke hari terus memecahkan rekor baru.
Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, dibanding awal 2021, dengan kasus baru Covid-19 bisa tembus 14.500 orang per hari, data pada April 2021 menunjukkan kasus harian cukup konsisten di angka 5.000 orang per hari. Dalam waktu hampir empat bulan terakhir, Indonesia terbilang mampu menekan angka penularan Covid-19, tapi belum aman dan masih berada dalam ancaman.
Pada Ahad (2/5), Satgas merilis data, yang jika dicermati perlu untuk diwaspadai. Dengan kapasitas testing yang belakangan turun di bawah rata-rata 50 ribu-an orang dites per hari, kasus harian Covid-19 justru mengalami tren peningkatan satu bulan terakhir.
Pada pekan pertama April, angka rata-rata penambahan kasus sebesar 4.677 kasus per hari. Beranjak ke pekan kedua, angkanya naik menjadi 5.336 kasus per hari. Pada pekan ketiga April, penambahan kasus kembali menjadi 5.406 kasus per hari. Terakhir, pada pekan keempat ini angka turun menjadi 5.154 kasus per hari.
Baca juga : Doni Monardo: Kita Jangan Anggap Enteng Covid-19
Aspek lain yang perlu diwaspadai dari data terbaru Satgas adalah angka kematian. Setelah turun cukup konsisten sejak akhir Januari sampai akhir Maret 2021, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia cenderung naik dalam dua pekan terakhir.
Pada akhir Maret hingga awal april 2021, jumlah kematian harian di bawah 100 orang per hari sempat.....