Jumat 14 May 2021 09:43 WIB

Memaknai ‘Afuwwun dan Ghafur 

Ramadan adalah bulan penuh ampunan, Rasulullah memberi contoh dan teladan.

Ramadhan
Foto: ist
Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, OlehL Ina Salma Febriani 

Memasuki tahun kedua pandemi, ramadan tahun ini masih dalam suasana pembatasan sosial. Kegiatan keagaamaan mulai dilaksanakan perlahan, dengan protokol yang kesehatan sangat ketat. Termasuk aktivitas ibadah ramadan. Masjid yang menjadi tempat favorit ibadah setiap ramadan, belum sepenuhnya terlaksana secara normal seperti tahun-tahun lalu.

Baca Juga

Tapi, apa yang dirindukan saat ramadan tiba selain ta’jil, buka bersama (bukber) dan tradisi mudik—terlebih di sepuluh malam terakhir? I’tikaf! Ya, I’tikaf menjadi ibadah ‘khas’ di sepuluh malam terakhir ramadan sebagai wujud cinta seorang hamba pada keluhuran bulan mulia; bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an.

Rasulullah Saw sendiri senantiasa membiasakan diri untuk berkhalwat beberapa bulan sebelum ramadan. Kebiasaan ini sudah terbentuk setidaknya—tiga bulan sebelum datangnya bulan ramadan, agar secara lahir maupun batin, Rasulullah siap.

Syaikh Shafiyurrahman Mubarakfury dalam karyanya Sirah Nabawiyah, misalnya menguraikan; Ramadan adalah bulan ‘menyendiri’ bagi Rasulullah Saw. Beliau berkhalwat berhari-hari hingga jarang pulang. Sesekali beliau pulang, karena ingin mengunjungi para isteri dan mencukupi perbekalan, kemudian beliau lanjutkan lagi untuk menyendiri.

Nah, tradisi ‘menyendiri’ ala Rasulullah inilah yang akhirnya pula mengejawantah dalam serangkaian ibadah yang juga beliau laksanakan di masjid atau yang lebih kita kenal dengan I’tikaf (berdiam diri di masjid, mengisinya dengan aktivitas ibadah) Betapa tidak? Ramadan sebagai syahru Qur’an, membuat interaksi beliau dengan al-Qur’an kian lekat dan dekat. Jibril seringkali hadir menyapa Rasulullah, membacakan al-Qur’an dan merekapun mengulangi ayat demi ayat, surah demi surah, hingga tuntas keseluruhan al-Qur’an.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement