Kamis 10 Jun 2021 20:49 WIB

Hal Ini Diduga Jadi Penyebab Orang 'Kecanduan' Junk Food

Di AS, peralihan konsumsi junk food ke arah berlebihan terjadi pada 1980-an.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Junk food (ilustrasi).
Junk food (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak sedikit orang menderita akibat asupan junk food atau makanan cepat saji yang berlebihan. Kebiasaan tersebut dapat mendatangkan konsekuensi negatif pada kesehatan tubuh.

Perilaku berulang ini sulit dihentikan dan yang menyebabkan bahaya secara akurat, atau kecanduan. Di Amerika Serikat (AS), peralihan konsumsi junk food ke arah berlebihan terjadi pada awal 1980-an. Kondisi ini memicu hipertensi, penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

Sebuah buku yang ditulis reporter investigasi New York Times, Michael Moss, baru-baru ini disorot oleh National Public Radio. Peningkatan ngemil junk food disebut bukan hanya kebetulan, melainkan strategi rekayasa untuk membuat makanan tersebut lebih didambakan. Hal ini berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh Moss.

Khususnya, pada masa pandemi Covid-19, banyak orang mencari kenyamanan dengan jajanan yang mereka ingat sejak kecil. Pada 2013, Moss menerbitkan buku berjudul Salt, Fat, Sugar yang membahas secara rinci tentang perusahaan makanan dan dampaknya terhadap kesehatan Anda.

Moss mencatat makanan cepat saji harganya terjangkau, legal, dan ada di mana-mana. Iklan dari perusahaan memberi isyarat kepada Anda untuk mengingat produk itu dan menginginkan produk itu terus-menerus.

Memori dan nostalgia memainkan peran besar dalam makanan yang Anda idamkan. Dalam buku ini, Moss meneliti cara perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan ingatan, hasrat, dan kimia otak untuk membuat Anda tetap mengonsumsinya.

Dilansir di laman Tallahassee, Kamis (10/6), beberapa sorotan dari wawancara National Public Radio dengan Moss adalah sebagai berikut: Moss percaya bahwa salah satu alasan dia berpikir bahwa beberapa produk makanan ini bahkan lebih kuat, lebih menyusahkan daripada obat-obatan adalah ingatan.

Apa yang Anda makan adalah semua tentang memori. Anda mulai membentuk ingatan terhadap makanan pada usia yang sangat dini, bahkan mungkin di dalam rahim, tergantung pada apa yang ibu Anda makan.

Kenangan itu disimpan seumur hidup. Semakin banyak Anda makan produk ini, semakin dalam saluran memori itu tersimpan.

Industri makanan, mengetahui hal itu. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mencoba membentuk kenangan yang Anda miliki untuk produk mereka.

Makanan cepat saji nomor satu tentang kecepatan, kemudahan, dan pengemasan. Bahasa yang digunakan oleh perusahaan makanan cepat saji juga berbeda.

Yang agak mengejutkan, ketika Anda berbicara tentang memaksimalkan daya pikat produk. Mereka berbicara tentang rekayasa snackability dan craveability. Salah satu kata 'favorit' Mose, mendengar dari mereka adalah more-ishness yaitu seperti orang yang makan dan menginginkan lebih dan lebih. Para tim di perusahaan makanan cepat saji termasuk ahli kimia, psikolog, dan eksekutif pemasaran semuanya setuju dengan upaya tersebut untuk memaksimalkan konsumsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement