Senin 03 Jul 2023 17:07 WIB

Benarkah Hot Dog Buruk untuk Kesehatan? Jawabannya Bisa Ya atau tidak, Tergantung Hal Ini

Menurut ahli gizi, setiap makanan memiliki risiko masing-masing untuk tubuh.

Rep: Mgrol146/ Red: Qommarria Rostanti
Hot dog (ilustrasi). Makan hot dog dapat baik atau buruk bagi tubuh.
Foto: www.freepik.com
Hot dog (ilustrasi). Makan hot dog dapat baik atau buruk bagi tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hot dog menjadi salah satu makanan dari dunia barat yang cukup digemari. Sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya, apakah hot dog sehat atau justru buruk bagi kesehatan? 

Di satu sisi, ada yang menganggap hot dog termasuk junk food yang berbahaya bagi kesehatan. Namun yang lainnya berargumen, hot dog merupakan makanan sehat karena terdiri atas roti, daging, dan sayuran. 

Baca Juga

Dilansir laman USA Today pada akhir pekan lalu, seorang ahli gizi dan pemiliki BodyDesign, Mary Sabat, mengatakan setiap makanan memiliki risiko masing-masing. Satu hot dog mengandung sekitar 5 gram protein. "Yang membuat khawatir dari hot dog ialah kandungan nitrat atau nitrit," kata dia.

Menurut Sabat, untuk mengatasi risiko tersebut, ada beberapa produsen hot dog menawarkan versi bebas nitrat atau tidak diawetkan. "Alternatif ini menggunakan bahan nitrat alami seperti jus seledri karena seledri dapat membentuk nitrosamin namun memang jumlahnya yang lebih rendah," kata Saba. Dia mengatakan, Anda boleh memakan hot dog, asal tidak mengonsumsinya setiap hari.

Apakah hot dog sama dengan hamburger?

Kedua makanan tersebut memiliki isi yang sama. Yang membedakan hanya bentuk roti. Namun siapa sangka, kedua makanan tersebut cukup berbeda.

Hot dog memiliki lebih sedikit kalori (sekitar 120-150 kalori), sedangkan patty hamburger biasanya 4 ons yang memiliki kalori sekitar 225 kalori. Namun patty hamburger yang segar tidak mengandung nitrat. Yang membedakan lagi mungkin merek potongan sapi yang pasti setiap produsen memiliki kadar lemak dan gram yang berbeda-beda.

Jadi, apakah hot dog membahayakan atau tidak? Jawabannya tidak jika dikonsumsi tak terlalu banyak dan memilih alternatif yang sudah dijelaskan di tulisan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement