REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mendorong agar pendidikan vokasi tidak hanya menciptakan siswa siap kerja, namun juga harus mampu mencetak siswa yang bisa menciptakan lapangan kerja. Pernyataan tersebut dia ungkapkan saat rapat kerja Komisi X dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.
Ledia berpandangan, selama ini pemerintah masih mendorong pendidikan vokasi hanya untuk mencari kerja. Padahal, hal yang tidak kalah penting adalah menciptakan lapangan kerja sehingga bisa mengurangi angka pengangguran.
"Terkait dengan pendidikan vokasi, kami masih memandang bahwa program yang dibuat bobotnya masih untuk mencari kerja, bukan untuk menciptakan kerja. Karenanya kita ke depan harus makin mengutakan kemampuan siswa dan mahasiswa vokasi kita agar mereka mampu menciptakan lapangan kerja," kata Ledia, dalam keterangannya, Selasa (15/6).
Masalah pengangguran masih menjadi kendala di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,75 juta orang pada Februari 2021. Salah satu cara untuk menjawab masalah pengangguran adalah menciptakan lapangan kerja baru.
Sampai saat ini belum ada solusi untuk mengatasi masalah penciptaan lapangan kerja, maka upaya menghadirkan lulusan vokasi yang berkualitas akan sia-sia. Sebab, ketika lulus pun para jebolan pendidikan vokasi tetap sulit mendapatkan pekerjaan.
Di dalam kesempatan tersebut, Politisi Fraksi PKS ini juga menyinggung soal riset dan inovasi di perguruan tinggi. Menurutnya di tahun anggaran 2022, riset dan inovasi belum tersentuh.
"Padahal itu amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Riset dasar harus berkembang dari perguruan tinggi, dari situ akan berkembang riset terapan dan inovasi-inovasi," kata dia lagi.