Kamis 17 Jun 2021 16:57 WIB

Kemendikbud Wajibkan Sekolah Buat RKAS untuk PTM Terbatas

Sekolah wajib membuat RKAS untuk memfasilitasi PTM dan menjaga kesehatan keluarga

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Anak bersekolah di PAUD, (ilustrasi). Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri mewajibkan setiap sekolah membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk memfasilitasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak bersekolah di PAUD, (ilustrasi). Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri mewajibkan setiap sekolah membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk memfasilitasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri mewajibkan setiap sekolah membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk memfasilitasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Hal ini berkaitan persiapan penerapan protokol kesehatan sekolah sebelum PTM terbatas diberlakukan.

"Sekolah wajib membuat RKAS rencana kegiatan dan anggaran sekolah, untuk bisa memfasilitasi PTM dan sekaligus tetap menjaga keamanan kesehatan keluarga di sekolah," kata Jumeri dalam webinar Kemkominfo bertajuk 'Peran UKS sebagai Satgas Penanganan Covid-19 di Sekolah, Kamis (17/6).

Jumeri mengatakan, kebijakan Pemerintah saat ini memberi keleluasaan kepada sekolah dalam penggunaan dana BOS reguler untuk menunjang tercapainya protokol kesehatan di sekolah. Hal ini karena sarana dan prasarana dalam penerapan protokol kesehatan membutuhkan biaya.

Untuk itu kata Jumeri, diperlukan pembiayaan khusus dalam menyediakan alat alat kebersihan dan cairan disinfektan. "Kebijakan pemanfaatan BOS di 2020 dan 2021di masa pandemi Covid-19, telah memberikan keleluasaan sekolah untuk dapat menggunakan dana bos reguler yang diperoleh dari pemerintah untuk membeli peralatan dan bahan yang menunjang tercapainya protokol kesehatan  sekolah," katanya.

Ia juga mendorong peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam mendorong penerapan protokol kesehatan di sekolah. Menurutnya, peran UKS juga untuk membantu Satgas Penanganan Covid-19 di Sekolah.

Untuk memudahkan, dalam mengukur biaya operasional dan pemeliharaan sarana sekolah, tim sekolah dan kebersihan dan keselamatan juga dapat menggunakan aplikasi untuk menghitung biaya tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement