Selasa 29 Jun 2021 15:12 WIB

Adopsi Cloud Permudah Belajar Daring dan Hibrida

Pembelajaran daring mampu membangun kapabilitas siswa untuk belajar mandiri.

Managing Director for ASEAN Worldwide Public Sector AWS Tan Lee Chew mengatakan bahwa adopsi teknologi komputasi awan (cloud) kian menjadi penting pada masa pandemi. Khususnya, dunia pendidikan yang menuntut pendidik dan pelajar untuk berinteraksi secara daring maupun hibrida (hybrid). (Ilustrasi cloud atau komputasi awan)
Foto: pixabay
Managing Director for ASEAN Worldwide Public Sector AWS Tan Lee Chew mengatakan bahwa adopsi teknologi komputasi awan (cloud) kian menjadi penting pada masa pandemi. Khususnya, dunia pendidikan yang menuntut pendidik dan pelajar untuk berinteraksi secara daring maupun hibrida (hybrid). (Ilustrasi cloud atau komputasi awan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Managing Director for ASEAN Worldwide Public Sector AWS Tan Lee Chew mengatakan bahwa adopsi teknologi komputasi awan (cloud) kian menjadi penting pada masa pandemi. Khususnya, dunia pendidikan yang menuntut pendidik dan pelajar untuk berinteraksi secara daring maupun hibrida (hybrid).

"Pandemi memberi peluang untuk perkembangan teknologi termasuk cloud. Cloud menjadi key enabler untuk platform edukasi dan pengalaman belajar baru," kata Tan dalam diskusi daring, Selasa (29/6).

Baca Juga

Meski belajar secara daring mengubah pengalaman belajar di sekolah atau kampus, Tan berpendapat pembelajaran daring mampu membangun kapabilitas siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan temponya sendiri. Ditambah dengan penugasan dan penilaian yang diberikan secara digital (digital assesment) juga kian menjadi pertimbangan penting untuk membangun kemampuan digital siswa. 

"Pendidikan penting untuk memperluas skala di dunia teknologi. Kehadiran cloud bisa menjadi inovasi untuk menyediakan pembelajaran dan hasil belajar," kata Tan.

Selain bagi siswa, kehadiran cloud di sistem teknologi sekolah atau kampus dinilai lebih efisien dari segi biaya, keamanan, dan pengalaman yang lebih mulus (seamless). Menurut paparan dari Head of IT Infrastructure IKIP PGRI Bojonegoro, Boedy Irhadtanto, dengan mengaplikasikan teknologi cloud ke sistem daring dan hibrida di kampusnya, biaya operasional menjadi lebih efisien hingga 30-40 persen karena berkurangnya biaya pemeliharaan perangkat keras dan pemantauan pasokan listrik.

Staf TI pun dapat fokus pada pengoperasian aplikasi dan tidak perlu khawatir tentang peningkatan bandwidth dan penggunaan CPU saat siswa mengakses sistem pengelolaan pembelajaran (Learning Management System/LMS) kampus. Selain bermanfaat di sektor pendidikan, Tan mengatakan teknologi cloud juga kian fleksibel untuk diadopsi ke berbagai sektor dan segmen, mulai dari ekonomi, kesehatan, dan lain sebagainya.

"Dengan kemampuannya yang memberikan solusi komprehensif dan tersedia buat banyak sektor, pengguna -- dari siswa, pengembang (developer), startup, pemerintahan -- mereka memiliki teknologi yang bisa digunakan untuk berinovasi," kata Tan.

"Adopsi cloud ada di banyak segmen dan sektor. Cloud dengan aksesibilitas yang mudah dijangkau, ditambah dengan efisiensi biayanya, bisa dimanfaatkan. Teknologi ini sangat multidisiplin," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement