Rabu 30 Jun 2021 18:47 WIB

Curhatan Anders Kuusselka, Hampir Meninggal Akibat Covid-19

Dia mengimbau orang-orang tak perlu ragu untuk divaksinasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Pasien Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Pasien Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WINNIPEG -- Anders Kuusselka tidak akan pernah melupakan momen ketika dia hampir kalah dalam pertempuran melawan Covid-19. Kuuselka hampir saja meninggal.

"Ada suatu saat di tengah malam ketika saya terbaring di rumah sakit dan saya benar-benar sakit. Entah dari mana seluruh hidup saya melintas di depan mata saya," kata warga Gimli, Winniepeg, Kanada itu, dikutip dari laman Winni Peg Sun, Rabu (30/6).

Memorinya kembali ke masa sejak kanak-kanak. "Pada saat itu, saya hanya berpikir, 'Oke ini dia, dan saya sudah selesai.' Syukurlah saya bangun keesokan paginya, tapi malam itu saya yakin saya akan mati," ujar pria 66 tahun ini.

Kuusselka adalah pensiunan guru yang kini bekerja sebagai guru pengganti di wilayah Gimli. Dia mengatakan, gejala Covid-19 pertama kali muncul pada 10 April 2021. Kala itu, dia merasakan demam ekstrem dan kelelahan luar biasa hingga tidak bisa bernapas. Baginya, ini adalah pengalaman yang mengerikan.

"Itu dimulai dengan kedinginan yang mengerikan. Saya tidak punya energi, sampai pada titik di mana saya tidak bisa melakukan apa pun selain berbaring dan mencoba tidur," ujar Kuusselka.

Dia merasa sangat terengah-engah, tidak bisa menarik napas dalam-dalam, dan tidak bisa mendapatkan cukup oksigen. Beberapa hari setelah gejala pertama terlihat, Kuusselka tahu dia tidak punya pilihan selain pergi ke rumah sakit. 

Dokter mengatakan, Kuusselka memiliki varian B.1.1.7 Covid-19 yang sangat menular. Dokter memintanya tak keluar dari rumah sakit.

"Mereka memberi saya oksigen, tetapi itu benar-benar tidak terlihat bagus. Itu bisa saja terjadi, dan ada kemungkinan besar saya tidak akan selamat darinya," ujanya.

Kuusselka menghabiskan tiga pekan di rumah sakit, berpindah-pindah antara rumah sakit di Gimli, Selkirk, dan Winnipeg.

Pada 10 Mei, tepat satu bulan setelah menyadari gejala pertamanya, Kuusselka keluar dari rumah sakit. Namun, dia harus menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menangani akibat dari apa yang telah dilakukan virus pada tubuhnya.

"Saya mengalami kerusakan paru-paru permanen dan kerusakan hati, dan saya memiliki gumpalan darah yang terbentuk di paru-paru saya semua dari virus," kata Kuusselka. 

Dia juga masih berurusan dengan kelelahan ekstrem karena kerusakan pada paru-parunya. Dokter pun masih memantau situasinya dengan cermat.

Kuusselka lantas memberikan pesan bagi siapa saja yang masih ragu untuk divaksinasi. "Pesan saya, vaksinasi saja, karena tidak ada yang tahu bagaimana kalian akan terkena virus ini dan itulah yang menakutkan tentang itu," ujarnya.

Beberapa orang sehat bisa mendapatkannya dan memiliki gejala ringan akibat Covid-19, sementara yang lain bisa mendapatkan gejala berat dan benar-benar sakit, bahkan meninggal karenanya. Jadi tidak ada yang tahu bagaimana hal itu akan memengaruhi mereka tidak peduli seberapa muda atau sehat mereka.

"Jika Anda mendapatkannya dan itu berjalan seperti yang saya alami, ada kemungkinan besar Anda bisa kehilangan nyawa Anda," kata Kuusselka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement