REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upay mendorong terbentuknya generasi yang bergizi masih terus dilakukan berbagai pihak. Di tengah pandemi Covid-19, usaha untuk menjaga agar nutrisi dan gizi generasi saat ini terjaga diharapkan tak kendur.
Berangkat dari semangat yang sama, The Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan menggelar diseminasi hasil program kerjasama GAIN-Kementerian Kesehatan periode 2017-2020.
GAIN dengan dukungan dari Pemerintah Kerajaan Belanda dan DFAT Australia, bekerjasama dengan Kemenkes, melaksanakan program yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia.
Selama tahun 2017 hingga 2020, melalui Memorandum Saling Pengertian (MSP), GAIN telah menjalankan berbagai program melalui koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan. Ini guna melaksanakan program dengan tujuan perbaikan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, perbaikan gizi remaja dan peningkatan akses pangan bergizi.
Dari berbagai kerjasama oleh pemerintah tingkat provinsi maupun kabupaten, perguruan tinggi dan sekolah, organisasi profesi, swasta hingga koperasi usaha, telah lahir berbagai capaian dan produk yang membantu program perbaikan gizi di Indonesia.
Misal saja pada program Perbaikan Gizi 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yang dilakukan melalui intervensi perubahan perilaku Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dengan menggunakan pendekatan yang inovatif yaitu Emo-Demo (emotional-demonstration).
Program yang dilakukan GAIN dan Kemenkes, bersama mitra kerja di tingkat kabupaten/kota ini bertujuan untuk meningkatkan praktek PMBA yang baik diantaranya yaitu meningkatkan pemberian ASI ekslusif, pemberian makanan yang bervariasi dengan gizi seimbang.
Acting Country Representive GAIN Indonesia dr. Agnes Mallipu mengatakan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran remaja terhadap pola makan sehat, dalam program kerjasama Kementerian Kesehatan – GAIN, juga menginisiasi kegiatan Saya Pemberani (Saya Pembaharu Gerakan Gizi). Ia menjelaskan, gerakan ini melibatkan peran aktif dari remaja itu sendiri. Para remaja mendapatkan bimbingan dalam mengembangkan ide-ide inovatif mereka dalam menularkan kesadaran akan pola makan yang lebih sehat.
Ia menilai, kerjasama berbagai pihak dalam menyukseskan berbagai program kolaborasi sangatlah baik. Tak heran, kata dia, program seperti EmoDemo, Business Innovation Challenge, Saya Pemberani, E-Distcont, dan berbagai program lainnya untuk perbaikan gizi keluarga Indonesia bisa lancar terlaksana.
"Tentunya perjalanan GAIN tidak berhenti sampai di sini dan dengan kepercayaan dari Kementrian Kesehatan, kami akan terus mendukung pemerintah di masa mendatang didalam kerangka kerja sama yang baru, melalui berbagai inovasi yang tidak kalah menarik, diantaranya program Peningkatan literasi gizi masyarakat serta Peningkatan akses pangan bergizi," kata dia dalam Webinar Dissemination Of Achievements and Learning Community Nutrition Status Improvement Program, pada Rabu (30/6).
Dalam upaya menyediakan sumber informasi mengenai pemenuhan gizi yang baik, bersama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON), GAIN meluncurkan Promosi Gizi Berbasis Sekolah atau
School-Based Nutrition Promotion (SBNP) dan Buku Kompilasi Kegiatan SBNP di Indonesia. "Diharapkan edukasi mengenai pemenuhan gizi seimbang dapat diakses lebih luas oleh guru,pembuat kebijakan, akademikus," kata dia.
Di sisi lain, upaya terhadap peningkatan akses pangan bergizi terutama befokus pada pengurangan susut dan limbah pangan.
Melalui Jejaring Paska Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) beberapa kegiatan telah dilakukan untuk membangun kesadaran akan pentingnya pengurangan susut Paska Panen. Selain itu program juga mellibatkan UKM-UKM melalui Business Innovation Challenge. "Nantinya, UKM dengan inovasi terbaik dalam menguruang susut paska panen, baik dari sisi distribusi maupun pengolahan, mendapatkan bantuan untuk pengembangan bisnis mereka," kata dia.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Esti Ayu Nusworin mengatakan, program Emo Demo sangat bermanfaat untuk menunjang keberhasilan program pemerintah Kabupaten Trenggalek.
Menurut dia, selama hampir tiga tahun kerjasama di Trenggalek, dinas kesehatan disana telah memiliki aset berharga. Antara lain terlatihnya 15 master pelatih Emo Demo tingkat kabupaten. Kemudian, 177 pelatih Emo Demo di tingkat puskesmas, serta berhasil melakukan Emo Demo di seluruh posyandu dampingan, yakni 390 posyandu.
“Keberhasilan ini dibuktikan dengan dinobatkannya Kabupaten Trenggalek oleh Kemendagri, sebagai Kabupaten terbaik nomor 1 dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Terintegrasi tahun 2020 yang dilaksanakan dalam acara workshop pencegahan dan penanganan stunting di Yogyakarta pada hari Selasa, 3 November 2020," kata dia.