REPUBLIKA.CO.ID, KALIFONIA -- Banyak sebab yang membuat masyarakat yang tak dapat melakukan komunikasi secara verbal. Hal ini pun mendorong Facebook untuk mencari solusi akan persoalan tersebut.
Dikutip dari Slash Gear pada Ahad (18/7), salah satu solusi yang tepat adalah dengan menghadirkan teknologi brain-to-text communication. Facebook pun melakukan pengembangan brain-to-text communication lewat kerja sama dengan University of California-San Fansisco (UCSF).
Pengambangan ini menghasilkan sebuah teknologi yang disebut dengan brain-computer interfaces (BCIs). Perangkat ini diklaim mampu membaca otak seseorang yang akan berbicara kemudian menerjemahkanya dalam teks.
Perangkat yang dipasangkan pada bagian kepala ini pun diklaim mampu menerjemahkan secara near-real-time. Diharapkan, perangkat ini juga mampu berperan dalam membantu dunia medis dalam melakukan pengobatan tertentu.
Pengembangan ini merlibatkan seseorang yang kehilangan kemampuanya untuk berbicara karena serangan stroke. Dengan perangkat ini, partisipan itu cukup melakukan tindakan upaya untuk berbicara dan sistem akan membaca dan menerjemahkanya menjadi kata-kata untuk kemudian ditampilkan dalam layar komputer.
Fitur yang dikembangkan sejak 2017 ini hadir dengan mengandalkan sinyal neural ini sehingga mampu menerjemahkan 100 kata per menit. Kecepatan prosesnya masih disebut dengan near-real-time karena perangkat ini masih membutuhkan waktu beberapa detik untuk mampu menerjemahkan sebuah perkataan.
Selanjutnya, Facebook akan mengembangkan perangkat serupa yang mengandalkan sinyal dari pergelangan tangan. Dengan berbekal tenaga elektromiografi, maka nantinya perangkat ini mampu hadir dengan fungsi yang lebih luas.