Senin 26 Jul 2021 09:04 WIB

Ilmuwan Ungkap Misteri Cahaya Supernova Seribu Tahun Lalu

Supernova seribu tahun lalu menghasilkan puing yang disebut Nebula Kepiting.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Nebula kepiting..
Foto: wikipedia
Nebula kepiting..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 1054, orang-orang di seluruh dunia melihat cahaya yang aneh bersinar di siang hari. Saat itu, belum ada yang mengetahui bahwa apa yang mereka lihat adalah supernova. 

Pada 1054 sebuah supernova terjadi di Galaksi Bima Sakti yang, menurut catatan Cina dan Jepang, sangat terang sehingga dapat dilihat pada siang hari selama 23 hari dan pada malam hari selama hampir dua tahun. Itu juga terlihat di seluruh Eropa dan Timur Tengah. Oleh ilmuwan, supernova itu disebut SN0154. Sisa-sisa supernova ini akhirnya terbentuk Nebula Kepiting (Crab Nebula). 

Baca Juga

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Astronomy, tim astronom mengungkap misteri seribu tahun supernova itu. Supernova itu diperkirakan muncul dari ledakan bintang cabang raksasa super asimptotik (SAGB). 

Jenis baru supernova yang dikonfirmasi

Secara historis, supernova terbagi menjadi dua jenis utama: keruntuhan termonuklir dan inti besi. Supernova termonuklir adalah ledakan bintang white dwarf (katai putih) setelah memperoleh materi dalam sistem bintang biner. 

Supernova keruntuhan inti besi terjadi ketika sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar nuklir dan inti besinya runtuh, menciptakan lubang hitam atau bintang neutron. 

Diantara dua tipe utama supernova tersebut adalah supernova penangkap elektron. Bintang-bintang ini menghentikan fusi ketika intinya terbuat dari oksigen, neon, dan magnesium. Ini tidak cukup besar untuk membuat besi.

Penghapusan elektron ini menyebabkan inti bintang tertekuk karena beratnya sendiri dan runtuh, menghasilkan supernova yang menangkap elektron. Jika bintang sedikit lebih berat, unsur inti bisa menyatu untuk menciptakan elemen lebih berat, memperpanjang umurnya. 

Temuan baru

Studi terbaru ini dipimpin oleh Daichi Hiramatsu, seorang mahasiswa pascasarjana di UC Santa Barbara dan Las Cumbres Observatory (LCO). Hiramatsu adalah anggota inti dari Proyek Supernova Global. Tim ilmuwan menggunakan lusinan teleskop di seluruh dunia.

Ilmuwan mempelajari supernova SN 2018zd yang memiliki banyak karakteristik yang tidak biasa. Supernova ini terjadi relatif dekat, hanya 31 juta tahun cahaya di galaksi NGC 2146. 

Temuan ini memungkinkan tim untuk memeriksa gambar arsip yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa milik Badan Antariksa Amerika (Hubble) sebelum ledakan dan untuk mendeteksi kemungkinan bintang nenek moyang sebelum itu meledak. 

Pengamatan konsisten dengan bintang SAGB lain baru-baru ini diidentifikasi di Bima Sakti. Penemuan-penemuan baru juga mengungkap beberapa misteri supernova paling terkenal di masa lalu yakni SN0154. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement